- Hasil sebuah penelitian menyebutkan belut listrik ternyata dapat mengubah gen spesies lain.
- Belut listrik (Electrophorus electricus) yang hidup di Sungai Amazon, Amerika Latin tidak hanya piawai membuat kejutan listrik untuk penginderaan, mencari makan dan membela diri.
- Sebelumnya diketahui hanya ada satu spesies belut listrik yaitu Electrophorus electricus. Namun pada 2019 diklasifikasi ulang menjadi tiga spesies, yaitu E. electricus, E. varii, dan E. voltai. Spesies terakhir inilah yang mampu memberi kejutan listrik 860 volt.
- Mungkinkan belut listrik ikut bertanggung jawab atas keragaman hayati di Sungai Amazon? Pertanyaan itu harus dijawab dengan pengujian di lapangan. Namun secara teoritis, hipotesa itu menjadi mungkin.
Belut listrik (Electrophorus electricus) yang hidup di Sungai Amazon, Amerika Latin tidak hanya piawai membuat kejutan listrik untuk penginderaan, mencari makan dan membela diri. Kajian terbaru membuktikan, kejutan listrik dari satwa ini juga bisa mengubah gen organisme di sekitarnya.
Mungkinkan belut listrik ikut bertanggung jawab atas keragaman hayati di Sungai Amazon? Pertanyaan itu harus dijawab dengan pengujian di lapangan. Namun secara teoritis, hipotesa itu menjadi mungkin.
Belum lama ini sekelompok peneliti dari Nagoya University dan Kyoto University menemukan bahwa belut listrik dapat melepas listrik yang bisa menyebabkan modifikasi larva ikan secara genetik. Temuan itu mereka laporkan pada jurnal PeerJ, beberapa waktu lalu.
Dalam rekayasa genetika, ada metode yang disebut elektroporasi. Ini adalah metode yang menggunakan kejutan listrik untuk memperbesar pori-pori membran sel. Dengan cara itu DNA atau protein asing bisa masuk ke dalam sel target. Selama ini elektroporasi hanya bisa dilakukan di laboratorium.
“Saya pikir elektroporasi mungkin terjadi di alam,” kata Eiichi Hondo, salah satu peneliti, seperti dikutip dari Phys.
“Saya menyadari bahwa belut listrik di Sungai Amazon dapat berfungsi sebagai sumber listrik, organisme yang hidup di sekitarnya dapat bertindak sebagai sel penerima, dan fragmen DNA lingkungan yang dilepaskan ke dalam air akan menjadi gen asing, menyebabkan rekombinasi genetik pada organisme di sekitarnya karena pelepasan listrik.”
baca : Video: Saat Buaya Berusaha Memangsa Belut Listrik

Ilmuwan percaya, elektroporasi alami bisa terjadi karena petir. Namun hal itu belum pernah diuji. Lewat penemuan para peneliti tersebut maka kemungkinan hal itu terjadi secara alami menjadi terbuka. Selain oleh belut listrik, mungkin saja elektroporasi juga dilakukan oleh hewan lain yang bisa menghasilkan listrik atau yang dikenal sebagai electric organ discharge (EOD).
Untuk sampai pada kesimpulannya, para peneliti menempatkan belut listrik pada tangki berisi air yang diatur suhu, PH, dan paparan cahayanya. Belut listrik juga secara rutin diberi makanan berupa pelet dan makanan hidup lain.
Mereka juga menyiapkan tangki yang berisi larva ikan zebra. Pada tangki ini air yang digunakan mengandung DNA yang mengkode protein warna hijau fluoresen. Diasumsikan, DNA ini akan menyebabkan ikan zebra memunculkan warna hijau saat gelap atau kurang cahaya.
Belut listrik kemudian dipindahkan ke dalam tangki berisi larva ikan zebra dengan larutan DNA. Untuk memancing OED, belut listrik diberi makanan ikan mas. Listrik yang dihasilkan saat satwa ini melumpuhkan ikan mas diukur dan seluruh proses diamati. Hasilnya para peneliti menemukan fluoresensi lemah terlihat pada bagian dalam dan kulit punggung sebagian besar larva ikan itu usai terpapar kejutan listrik dari belut listrik saat memangsa ikan mas.
baca juga : Lumba-lumba Pink, Predator Puncak Sungai Amazon yang Suka Bermain

Saat ini belut listrik tercatat merupakan satwa yang bisa menghasilkan listrik paling besar dalam kerajaan hewan. Spesies terbaru dari belut listrik diketahui bisa menghasilkan sengatan listrik hingga 860 volt (searah). Meski berbeda dalam beberapa hal, namun coba bandingkan dengan aliran listrik di rumah kita yang tegangannya hanya 220 volt (bolak-balik). Ada sebuah video yang memperlihatkan kejutan listrik dari belut ini bisa melumpuhkan seekor buaya yang hendak memangsanya.
Kejutannya memang tidak akan membunuh orang yang sehat, namun bisa berbahaya bagi mereka yang punya jantung lemah.
Sebelumnya diketahui hanya ada satu spesies belut listrik yang disebut Electrophorus electricus. Namun pada 2019 diklasifikasi ulang menjadi tiga spesies, yaitu E. electricus, E. varii, dan E. voltai. Spesies terakhir inilah yang mampu memberi kejutan listrik 860 volt.
Sebenarnya belut listrik lebih dekat berkerabat dengan ikan lele dan ikan mas dibanding dengan belut itu sendiri. Belut listrik termasuk dalam keluarga ikan pisau yang hidup di habitat air tawar yang semuanya mampu menghasilkan listrik meski lemah.
menarik dibaca : 10 Jenis Ikan Air Tawar Paling Ganas di Dunia

Electrophorus electricus merupakan spesies belut listrik yang hidup di wilayah Amazon Utara meliputi sebagian Brasil, Guyana, dan Suriname. E. varii ditemukan di dataran rendah lembah Amazon. Sementara E. voltai di beberapa negara bagian Brasil.
EOD yang teramati pada belut listrik, jika tegangannya rendah maka digunakan untuk penginderaan. Arus tegangan tinggi periodik digunakan saat mencari mangsa. Sedangkan arus tegangan tinggi dengan frekuensi yang juga tinggi digunakan selama menangkap mangsa atau sebagai mekanisme pertahanan.
Penelitian lain kini sedang mengembangkan mekanisme penghasil listrik pada belut listrik untuk dunia kesehatan. Misalnya, diterapkan untuk membuat baterai dan sensor yang bisa ditanam pada manusia. (***)