BLH Bali: 48 Pantai di Bali Alami Erosi Akut

Pemerintah Kabupaten di Bali kini menghadapi tantangan besar untuk menghentikan laju erosi yang semakin mengancam pantai dan area pesisir di pulau tersebut. Protes warga atas ketiadaan dana untuk menyelesaikan masalah erosi yang semakin kritis, yang kini telah menghantam area sepanjang 87 kilometer sepanjang wilayah Candidasa, Ujung dan Amed tuers mengalir. Ketiga pantai ini adalah target kunjungan wisatawan favorit dari berbagai belahan dunia.

Menurut data dari Badan Lingkungan Hidup Propinsi Bali, sepanjang 2010 erosi telah memberi dampak siginifikan di sepanjang garis pantai di Denpasar, Gianyar, Karangasem dan Jembrana. Dari keseluruhan 437 kilometer garis pantai, 102 kilometer telah dirusak oleh erosi.

Kementerian Pekerjaan Umum dalam sebuah survey menyatakan bahwa Pulau Bali telah kehilangan 30 persen wilayah pantai mereka akibat degradasi lingkungan dan erosi laut. Di Tabanan, dari 26 kilometer garis pantai, 10 kilemeter diantaranya rusak akibat erosi laut.

Erosi laut telah menggerus daratan yang disebabkan oleh gelombang laut. Akibat kerasnya gelombang yang dipicu oleh badai, angin atau sebab lainnya telah mengurangi area daratan. “Kami akan meminta dana bantuan dari pemerintah untuk mencegah erosi lebih lanjut di wilayah pantai,” ungkap I Wayan Geredeg, seorang warga Karangasem.

Setiap tahun, Pemerintah Propinsi Bali menganggarkan dana Rp 40 miliar, yang diambil dari APBD, untuk program perbaikan dan rehabilitasi pantai-pantai di wilayah Bali. Menurut I Gusti Ngurah Raka, dari Dinas Pekerjaan Umum di Bali, alokasi dana rehabilitasi pantai terus meningkat setiap tahun. “Di tahun 2012, kami telah merehabilitasi 2.045 meter pantai,” ungkap Raka kepada Jakarta Post.

Pendanaan untuk wilayah pantai di Kuta di tahun 2008 mencapai 355 miliar rupiah dan disediakan oleh pemerintah propinsi dan pemerintah Jepang.

Wilayah  Kabupaten Jembarana dan Gianyar kini juga meminta dana tambaha untuk memperbaiki kondisi pantai mereka.

Dampak dari erosi laut, paling mudah terlihat sepanjang 18 kilometer yang membentang dari Pantai Ketewel ke Pantai Lebih di Kabupaten Gianyar, keduanya adalah area wisata yang terkenal bagi wisatawan. Erosi kini telah menghancurkan pantai-pantai berpasir putih dan mulai menelan properti yang ada di sekitar wilayah tersebut, rumah makan, perumahan penduduk dan area persawahan.

Menurut AA Alit Sastrawan, Kepala Badan Lingkungan Hidup Propinsi Bali, proyek-proyek pembangunan sepanjang pesisir menjadi ancaman terbesar bagi kelangsungan pantai di Bali. Kendati demikian, par investor masih terus berburu tanah persis di depan pantai untuk membangun resort, villa dan hotel. “Itu adalah penyebab utama kerusakan pesisir di Bali,” ungkap Sastrawan.

Dari data yang dikeluarkan oleh Badan Lingkungan Hidup Bali, 48 pantai di Bali kini mengalami erosi akut, dalam sepuluh tahun terakhir 181.7 kilometer tanah di pesisir telah hilang, dan ini adalah sekitar 41.5% dari keseluruhan panjang garis pantai di Bali.

Dalam setahun saja, di tahun 2008, data satelit menunjukkan bahwa BAli kehilangan 88.6 kilometer pantainya, yang utamanya disebabkan oleh pengabaian hukum zonal dan pesisir pantai.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , , , , ,