Pendarahan Usus, Beruang Titipan di Kawasan Wisata Pendidikan Mati

Kawasan Wisata Pendidikan Lingkungan Hidup (KWPLH) Kota Balikpapan, tanggal 18 Maret silam telah kehilangan satu penghuni enklosur beruang madu bernama Idot. Beruang yang memiliki berat lebih dari 50 kilogram ini sementara diketahui tewas karena terjadi pendarahan pada usus.

Idot merupakan beruang madu titipan dari BKSDA Kaltim. Dimana BKSDA Kaltim mendapatkannya dari sitaan warga para tahun 2004 lalu. Saat penyitaan tersebut BKSDA Mendapatkan Idot dalam kondisi terikat di bagian pinggangnya, sehingga harus dilakukan perawatan, sehingga Idot mendapatkan 50 jaitan untuk luka di pinggangnya.

Beruang Madu (Helarctos Malayanus)  yang juga menjadi maskot Kota Balikpapan ini telah menghuni enklosur KWPLH selama 10 tahun, selama itu, Idot selalu mendapat perawatan dan gizi yang mencukupi, namun hanya bertahan hingga ia berumur sekitar 20 tahun, akhirnya idot tewas karena pendarahan pada usus. Namun hingga saat ini belum ada kepastian penyebab utama kematian Idot.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah III Balikpapan Kementerian Kehutanan, Suriawati Halim, S. Hut, MP mengatakan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan  Dinas Pertanian. Kelautan dan Perikanan Kota Balikpapan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium terhadap organ-oragn idot, untuk mengetahui penyebab kematian.

“Kalau otopsi awal telah dilakukan, semua sesuai dengan prosedur, pengecekan, minta untuk melakukan otopsi. Sementara penyebab kematian idot belum diketahui karena masih di laboratorium. Untuk pemeriksaan awal, diketahui kematian karena pendaraan usus,” kata Suriawati saat ditemui di kantornya.

Pemeriksaan mayat Idot. Foto: Hendar
Pemeriksaan mayat Idot. Foto: Hendar

Kronologis kematian Idot dimulai pada Minggu , (16/3) Pukul 08.00 Wita, Idot datang ke holding (kandang perawatan). Dia banyak tiduran dan malas makan. Melihat kondisi ini, petugas hewan sengaja tidak melepas ke enklosur (kandang alami) sampai sore, untuk melihat perkembangan Idot. Namun Idot tetap tidak mau makan buah, tetapi masih mau menjilat sedikit madu dan enrichment lainnya (kelapa dan Nutrisasi).

Namun pada pukul 17.00 Wita, setelah bediskusi dengan paramedik KWPLH, petugas  hewan melepas Idot ke enklosur, dengan harapan di luar bisa bermain dan mencari makan sendiri, karena sebelumnya Idot punya perilaku seperti itu, suka memilih-milih makanan.

Senin (17/3), pukul 08.00 Wita, seperti biasa semua beruang madu datang ke holding, kecuali Idot. Petugas hewan menganggap hal ini sudah biasa karena ada kebiasaan Idot tidak kembali ke Holding di waktu pagi. Jam 14.00 Wita, Idot belum juga terlihat. Petugas hewan merasa khawatir dan mulai melakukan pencarian ke dalam enklosur.

Sekitar pukul 15.30 Wita, Idot ditemukan di rumpun bambu sedang istirahat dalam sebuah lubang tanah yang cukup besar. Petugas bersama paramedik memanggil berkali-kali, tetapi respon Idot pelan. Petugas berupaya untuk memberi air madu, Idot mau menjilat-sedikit. Dicoba diajak pulang, idot cuma bergerak 5 meter saja. Tidak lama kemudian, Idot turun ke sungai kecil untuk minum dan terlihat badannya mulai agak tegak, tetapi tetap tidak mau diajak pulang, sampai jam 16.30 Wita.

Tim petugas hewan dan paramedis mengambil keputusan untuk tetap menunggu sampai besok pagi dengan harapan Idot akan kembali ke kandang. Pertimbangan ini dilakukan karena tingkah laku Idot yang seperti itu, pernah juga 2 hari tidak masuk ke Holding, jadi tim tidak merasa khawatir.

Selasa (18/3), jam 08.00 Wita, seperti biasa petugas hewan memanggil semua beruang untuk masuk ke Holding. Semua beruang datang seperti biasanya, keculai Idot. Tim dari petugas hewan sepakat untuk kembali melakukan pecarian ke dalam enklosur. Sekitar pukul 09.00 Wita, Idot ditemukan dalam enklosur dalam kedaaan tak bernyawa. Setelah Idot ditemukan tidak bernyawa, lalu mayatnya di bawa ke kelinik heewan, lalu pihak KWPLH berkoordinasi dengan pihak BPHLSW dan Manggar, BLK Kota Balikpapan dan BKSDA Seksi Wilayah III. Setelah dilakukan pengecekan, jenasah Idot langsung di periksa oleh tim dinas pertanian kelautan dan perikanan untuk dilakukan otopsi.

Pengecekan mayat Idot pasca kematiannya. Foto: Hendar
Pengecekan mayat Idot pasca kematiannya. Foto: Hendarene

Sementara itu, Saat ini beruang yang berada di KWPLH  tersisa enam, termasuk satu beruang bernama Perdo yang beberapa bulan lalu menjadi penghuni baru enklosur. Dan ada tiga beruang yang telah di adobsi oleh beberapa perusahaan untuk membantu pembiayaan pangan.

Rencananya untuk pelepasliaran beruang madu yang saat ini berada di KWPLH, masih menunggu lokasi yang tepat dan pembiayaan. “Kami belum tahu akan di lepaskan dimana beruang ini, karena salah satu tempat yang masih relevan yakni di Hutan Wehea, dan lagi saat ini tidak semua beruang di sini dapat di lepas, karena ada beberapa yang tidak bisa karena cacat,” kata Direktur KWPLH Hamsuri.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,