,

Benarkah “Langit Biru Palembang” yang Terbaik di Indonesia?

Palembang meraih penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebagai kota meteropolitan dengan kualitas udara terbaik di Indonesia periode 2014 dengan skor indeks 78,50. Palembang mengalahkan Surabaya, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Medan. Pantaskah Palembang menerimanya?

M Sapri Nungcik, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Palembang, mengatakan pihaknya merasa bersyukur dengan penghargaan yang diberikan KLHK tersebut.

“Kita bersyukur dengan prestasi yang diraih oleh kota Palembang ini. Alhamdulillah, kualitas udara Palembang terbaik di Indonesia,” ujar Sapri. “Dengan penghargaan ini diharapkan akan terjadi peningkatan penataan lingkungan di Palembang, misalnya penataan sampah, polusi, penghijauan, dan lainnya,” kata Sapri, Rabu (25/02/2015).

Najib Asmani, Staf Ahli Gubernur Sumsel Bidang Lingkungan Hidup, mengatakan terpilihnya Palembang sebagai kota dengan kualitas udara terbaik di Indonesia ini harus dipertahankan bahkan ditingkatkan.

“Jangan dicari-cari sisi negatifnya atau menganggap hal ini tak mungkin. Hal itu kan berdasarkan sejumlah indikator dan penilaian dari tim KLHK. Ya, sah-sah saja. Ke depan, harus dipertahankan bahkan kualitas udara di Palembang kalau bisa lebih baik lagi,” ujar Najib, Rabu (25/02/2015).

Sementara Hadi Jatmiko, Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumatera Selatan, mengkritisi prestasi yang diraih Kota Palembang tersebut. Menurutnya, indikator yang dipakai dalam penghargaan ini sangat kurang untuk menyatakan tingkat kualitas udara di sebuah kota.

“Indikatornya sedikit sekali, hanya dari sektor transportasi, emisi kendaraan, serta perda mengenai lingkungan hidup yang dikeluarkan. Kualitas udara tak hanya tergantung jumlah dan umur kendaraan di jalan raya. Kemudian soal perda, bagaimana implementasinya di lapangan. Ini masih jadi pertanyaan,” kata Hadi, Rabu (25/02/2015).

Apalagi saat dilakukan penilaian pada 2014 lalu, Palembang tengah diserang bencana kabut asap. Saat itu, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Palembang mengeluarkan pernyataan bahwa kualitas udara di Palembang memburuk sementara Dinas Kesehatan mengimbau masyarakat untuk menggunakan masker untuk mengantisipasi terkena penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

“Dengan adanya penghargaan ini seolah-olah kualitas udara di Palembang sudah baik. Seakan-akan penghargaan ini hanya untuk menutup-nutupi kejahatan lingkungan yang terjadi di Palembang saat ini, baik yang diakibatkan oleh kebakaran hutan dan lahan atau oleh polusi pabrik-pabrik yang beroperasi di daerah ini,” ujar Hadi.

Hadi mengimbau, Siti Nurbaya Bakar, Menteri LHK, untuk mengevaluasi penghargaan ini, jangan hanya menjadi program kerja yang dimanfaatkan oleh para penjahat lingkungan untuk menutupi dosa-dosanya.

Palembang menyabet predikat sebagai kota metropolitan dengan kualitas udara terbaik di Indonesia karena kota ini telah membuat perda emisi dan kendaraan umumnya telah menggunakan bahan bakar gas. Evaluasi kualitas udara perkotaan (Ekup) yang dilakukan KLHK sendiri dilakukan sepanjang Maret – Oktober 2014 dengan tujuan utama mengetahui sejauh mana kualitas udara di kota-kota Indonesia sekaligus mendorong agar kota-kota tersebut mengelola kualitas udara dengan baik.

Tulisan ini hasil kerja sama Mongabay dengan Green Radio

Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,