,

Jaringan Perusak Leuser Diciduk

Tim Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) Minggu dinihari (19/4/15), mengamankan empat pelaku, diduga jaringan perusak hutan Leuser. Mereka adalah Kar (55), Nas(33), Az(43), dan Ben(19). Dari tangan pelaku, petugas mengamankan satu truk kayu damar, sudah diolah menjadi kerangka pintu, jendela, dan kusen.

Sapto Aji Prabowo, Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III, Stabat, yang memimpin operasi kepada Mongabay mengatakan, penggerebekan di Desa Securai, Berandan Barat, Langkat, Sumut berdasarkan laporan masyarakat ada kayu keluar dari TNGL.

Dari pemeriksaan, barang bukti satu ton kayu damar menjadi 11 kusen jendela, pintu besar kusen dua ada tiga, jendela besar empat dan lubang angin satu. “Petugas langsung menangkap empat pelaku dan mengamankan barang bukti.”

Dari pengembangan penyidikan, terungkap, kayu damar itu pesanan kepala desa di Sei Lepan, Langkat. Identitas pengambil kayu Leuser ini juga masih ditelusuri. Pria ini mengumpulkan kayu dari TNGL, di dekat Barak Induk. Lalu empat pelaku yang membawa keluar taman nasional untuk dijual. “Kayu ini, bisa laku lebih Rp30 juta. Kualitas cukup bagus. Kami akan dalami hingga tuntas. ”

Hingga Minggu siang, mereka menjalani pemeriksaan di BBTNGL. Karmin mengaku, selama ini hanya pembuat pintu dan jendela bangunan rumah. Dia tak mengetahui kalau kayu dari TNGL. Ketika ditanya apakah tahu kalau kayu damar dari TNGL, Karmin mengangguk. Dia gugup menjawab pertanyaan penyidik.

Menurut Sapto, dari beberapa kali penangkapan, ada tiga  modus jaringan ini mengelabui petugas, yaitu mengolah di dalam hutan menjadi kayu gergajian (broti atau papan), atau menjadi kusen (daun pintu). Modus lain, menjadi gagang cangkul.

Data mereka, dalam empat bulan terakhir, BBTNGL enam kali menindak, empat berkas sudah dilimpahkan ke pengadilan. Rata-rata kayu damar dan meranti sudah diolah menjadi berbagai bentuk.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , ,