, ,

Walah! Pengunjung Bebas Beri Makan Orangutan Liar di Ekowisata Bukit Lawang

Kala berkunjung ke sana, bisa menikmati pepohonan lebat dan udara sejuk. Bisa juga susur hutan ke Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Lalu, bisa menelusuri dan melihat keindahan bebatuan dan ornamik Goa Kaloang. Satu lagi, bisa melihat kehidupan orangutan langsung di alam. Setiap bulan, ratusan wisatawan baik lokal maupun mancanegara datang ke sini. Inilah ekowisata Bukit Lawang, di Kecamatan Bahorok, Langkat, Sumatera Utara.

Namun ada yang mengkhawatirkan. Yakni, tawaran perusahaan travel, melihat orangutan Sumatera liar bahkan bisa memberikan makan langsung. Penawaran ini, menjadi salah satu daya tarik wisatawan datang ke ekowisata Bukit Lawang.

Para pemandu wisata memberikan kebebasan para turis memberikan makanan langsung kepada primata ini. Makanan itu, dibawa para pemandu, baik pisang maupun roti. Dari penelusuran Mongabay, hal ini sudah berlangsung lama, lebih 10 tahun.

Menuju ke lokasi orangutan liar terletak TNGL itu, membutuhkan sekitar 30 menit berjalan kaki menanjak menapak tangga yang sengaja dibuat. Padahal. di sepanjang jalan, dari pintu masuk TNGL, jelas tertulis larangan memberikan atau membawa makanan serta benda apa saja ke kawasan. Pengumuman itu dibuat Balai Besar TNGL (BBTNGL). Larangan itu diabaikan. Para pemandu wisatawan malah menyediakan makanan buat orangutan liar itu.

Peringatan BBTNGL yang diabaikan itu, bahkan sudah menimbulkan masalah. Pada Agustus lalu, turis asal New Zealand, Binula Wickramarachchi (27), digigit orangutan saat memberi makanan terlalu dekat. Namun, hingga kini, pemberian makan orangutan tetap berlangsung.

BBTNGL berang. Andi Basrul, Kepala BBTNGL menurunkan tiga staf ke ekowisata Bukit Lawang, yaitu Kuswandono (Kepala Bidang Teknis), Sapto Aji Prabowo (Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Stabat), serta Dodi Sumardi (Kepala Subag Perencanaan dan Kerjasama). Sidak mendadak ini, membuat panik pengelola dan pemandu wisata yang tengah membawa turis asing ke TNGL.

Kuswandono mengatakan, orangutan di Bukit Lawang bukan asli lokasi ini, tetapi hasil sitaan dan direhabilitasi serta dilepasliarkan di sana.

Konsep rehabilitasi saat ini berubah, yakni, rehabilitasi di luar kawasan konservasi atau taman nasional, setelah “lulus sekolah hutan,” termasuk bisa mencari pakan sendiri, barulah dilepasliarkan. Jadi, jelas, kala orangutan lepasliar di Bukit Lawang, tidak boleh ada pemberian pakan oleh manusia.

Kuswandono mengatakan, tahun-tahun awal pelepasliaran ada anggaran pemberian pakan bagi orangutan Sumatera translokasi di ekowisata Bukit Lawang. Alasannya, saat itu status masih semi liar. Sejak awal 2015, BBTNGL sama sekali tak menganggarkan dan membuat aturan menghentikan pemberian makanan bagi satwa di TNGL. Orangutan sudah lulus sekolah dan dinyatakan liar.  Mereka dinilai bisa mencari makanan sendiri.  Pakan di Bukit Lawang, cukup banyak.

Untuk itu, katanya, BBNTGL akan memberikan batas waktu pada forum pemandu dan travel agen untuk menyetop pemberian pakan.

“Nanti akan ada larangan membawa barang apapun saat masuk ke TNGL Bukit Lawang. Di pusat primata di Ragunan sudah menerapkan itu. Kita akan dilakukan.”

Dia menyebutkan, larangan pemberian makanan kepada orangutan, tidak akan membuat primata ini keluar hutan mencari makan. Jikapun keluar karena pemberian makanan berhenti, BBTNGL akan translokasi orangutan sekaligus berarti proses rehabilitasi di kawasan ini kurang berhasil.

“Kedepan promosi agen wisata tidak lagi boleh menjual promosi pemberian makanan orangutan. Ini hutan konservasi.”

Sapto Aji Prabowo, membenarkan, praktik-praktik konservasi kurang tepat berjalan sejak awal ekowisata Bukit Lawang ini.

BBTNGL akan mencari solusi terbaik dengan melanjutkan konsep konservasi yang tepat tanpa mengurangi pendapatan dan minat wisatawan ke Bukit Lawang.

Balai akan mengedukasi travel agen, pemandu, termasuk petugas BBTNGL di Bukit Lawang. Pendidikan pengelolaan orangutan, katanya, penting agar tidak ada lagi kesalahan dan pengulangan kekeliruan sama.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , , , ,