,

Akibat Banjir Bandang, Pembudidaya Ikan di Kampar Rugi Rp14,4 M

Musibah banjir yang menghancurkan budidaya ikan di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, beberapa waktu lalu, ternyata merugikan sedikitnya Rp14,4 miliar. Kerugian itu berdampak signifikan kepada para pembudidaya yang ada di daerah tersebut. Hampir semuanya, diketahui tak bisa melanjutkan usahanya karena modal hilang seketika.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebijakto saat mengunjungi lokasi banjir, akhir pekan lalu, memahami dengan kondisi yang dialami para pembudidaya. Hal itu, karena tidak saja modal yang hilang, tapi juga mereka harus kehilangan keuntungan yang seharusnya didapat.

“Mereka ini seharusnya memanen hasil budidaya di keramba dan waduk. Namun, musibah banjir bandang seketika menghanyutkan hasil budidaya yang sudah dikembangbiakkan. Kita prihatin dengan musibah ini,” ungkap dia di hadapan para pembudidaya.

Menurut Slamet, pihaknya sudah meinventarisir kerugian yang diderita para pembudidaya dan diketahui kerugian sebesar Rp14,4 miliar berasal dari kerusakan 758 unit keramba dan 275 unit kolam yang tenggelam ditelan banjir.

Namun, dari semua kerugian itu, Slamet memastikan bahwa semuanya bukan berasal dari Kabupaten Kampar, tetapi juga ada sebagian kecil berasal dari Kabupaten Kuantan Singingi. Tetapi, Kampar menjadi perhatian utama, karena daerah tersebut selama ini menjadi sentra perikanan budidaya di Provinsi Riau untuk memproduksi ikan patin, nila, dan lele.

Asisten Daerah II Kabupaten Kampar Nurbit, kepada Mongabay, mengungkapkan, musibah banjir di Kampar terjadi dua kali pada tahun ini. Pertama, di awal Februari yang menenggelamkan 9 kecamatan dan 11 desa. Kemudian, musibah kedua terjadi pada awal Maret lalu dimana ada 6 Kecamatan dan 30 Desa yang tenggelam akibat banjir bandang tersebut.

Andalan Provinsi Riau

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau Tien Mastinah dalam kesempatan yang sama menjelaskan, besarnya jumlah kerugian yang muncul dari musibah banjir bandang di lokasi minapolitan perikanan budidaya Kampar, tidak lain karena kabupaten tersebut selama ini memang menjadi sentra produksi perikanan budidaya di Provinsi Riau.

“Kampar ini menyumbang 70 persen untuk produksi perikanan budidaya di Riau. Jadi, bisa dibayangkan betapa signifikan pengaruh musibah banjir ini pada pembudidaya ikan disini. Ada 742 KK (kepala keluarga) yang harus menanggung kerugian akibat itu,” tutur dia.

Tien mencontohkan, sebagai penyumbang utama, Kampar pada 2015 lalu berhasil menyumbangkan 62,3 ribu ton ikan dari total 89 ribu ton produksi ikan di Riau. Itu artinya, produksi ikan yang berasal dari Kampar prosentasenya mencapai 70 persen.

Meski belum bisa ada data secara pasti karena masih dalam proses penghitungan, Tien memastikan bahwa musibah yang terjadi di Kampar menyebabkan pasokan ikan untuk Riau terganggu. Jika itu sudah terjadi, maka kebutuhan ikan di provinsi kaya minyak itu juga akan mengalami hambatan.

2 Juta Benih

Untuk membangkitkan kembali semangat para pembudidaya yang terpuruk, KKP memberi bantuan benih sebanyak 2 juta ekor ikan yang dipusatkan di Desa Sawah, Kecamatan Kampar Utara, Kabupaten Kamapr. Bantuan tersebut, diberikan kepada para pembudidaya yang ada di Kampar dan juga Kuantan Singingi.

Direktur Perbenihan Dirjen Perikanan Budidaya KKP Saripin mengatakan, dari 2 juta benih yang disumbangkan, 1 juta berasal dari sumbangan KKP langsung dan sisanya adalah gabungan dari Dinas Provinsi dan Kabupaten.

Sementara, menurut Slamet Soebijakto, bantuan yang diberikan tersebut menjadi wujud kepedulian KKP kepada pembudidaya ikan di dua kabupaten tersebut. Namun, diluar itu, dia menyebut bahwa pihaknya sangat memperhatikan konsep perikanan berkelanjutan yang sangat ramah terhadap lingkungan sekitar.

“Dari sini, kita ingin sama-sama mengingatkan bahwa perikanan berkelanjutan itu akan berdampak bagus untuk masa depan perikanan budidaya. Karena itu, kita harus belajar dari musibah banjir ini. Dari sekarang, kita harus bisa memperbaikinya dan berusaha menerapkan perikanan berkelanjutan,” papar dia.

Artikel yang diterbitkan oleh
, ,