Gugusan gunung nan hijau oleh pepohonan mengelilingi Sekolah Awan Hijau. Sekolah ini terletak di Pegunungan Kamalisi, sebelah barat Kota Palu, sudah masuk wilayah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Orang Kaili Daa menyebutnya Vaenumpu, dikenal dengan sebutan Desa Denggune. Galeri hutan desa ini merupakan daerah tangkapan air bagi aliran Sungai Ta yang melintas batas antara Kota Palu dengan Kecamatan Kinovaro, Sigi. Air mengalir sepanjang waktu dari desa ini dikonsumsi sebagian masyarakat yang bermukim di dataran rendah Palu Barat.
Pegunungan dengan kemiringan 90 derajat itu, khas bagian dari wilayah adat yang dihuni Komunitas Kaili Daa. Orang-orang yang bermukim di dataran rendah Palu menyebutnya sebagai Pegunungan Kamalisi.
“Sekolah Awan hijau adalah gagasan lama sejak masih aktif sebagai aktivis lingkungan. Nama Awan Hijau agak berbeda dari penamaan banyak orang selama ini. Mengapa kami menyebutnya, Awan Hijau karena pegunungan ini puncak tempat awan bergerak di kelilingi pepohonan,” kata Ridha Saleh, penggagas Sekolah Awan Hijau, juga mantan Komisioner Komnas HAM.
Ridha Saleh juga Direktur Institut Awan Hijau, organisasi pengelola Sekolah Awan Hijau. Dia mengatakan, salah satu alasan sekolah ini lahir terdorong untuk membangun konsep pendidikan alternatif berparadigma lingkungan.
Di Donggune, katanya, banyak sekali usia pelajar tak bisa mengenyam sekolah formal lebih baik karena jarak tempuh kota jauh.
“Sekolah ini didedikasikan untuk anak-anak Kamalisi. Kita rencana mendirikan pendidikan usia dini, dan bimbingan belajar khusus Ilmu Pengetahuan Alam, Bahasa Inggris dan wawasan lingkungan,” katanya.
Sekolah Awan Hijau bakal berdiri di lahan seluas 2,6 hektar dengan berbagai fasilitas belajar seperti demplot persawahan, pembibitan, arena flying fox, dan rumah baca. Konsep pengelolaan sekolah ini membuka kesempatan warga datang belajar dengan konsep menginap di tenda.
“Dalam waktu dekat kita akan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Sulawesi Tengah dan Sigi untuk menggagas kurikulum lingkungan. Anak-anak kita dapat belajar bersama di sini,” katanya.
Studio rekaman
Gagasan sekolah Awan Hijau Ini mendapat dukungan dari berbagai musisi tanah air yang selama ini aktif menyuarakan lingkungan.
Penyanyi, Melani Subono, menyumbangkan satu organ mendukung sekolah ini. “Saya mengapresiasi dan mendukung segala inisiatif jadikan Indonesia lebih baik. Sekolah ini akan bermanfaat untuk meluaskan inisiatif dan mendorong keterlibatan banyak orang,” katanya.
Musisi Rival Palo, juga kelahiran Palu ini mengambil satu segmen khusus dari bagian sekolah. Dia bersama komunitas rege internasional mendorong pembangunan studio rekaman sekolah ini.
“Studio rekaman ini akan jadi magnet mengundang kehadirang para musisi nasional dan internasional. Kita berharap, hasil rekaman di sini akan didedikasikan membantu lebih banyak orang, bergerak bagi gagasan kebudayaan dan lingkungan,” katanya.
Rival berpendapat, inisiatif semacam sekolah ini harus terus diperluas untuk menarik keterlibatan banyak pihak. Studio rekaman, katanya, akan jadi daya tarik tersendiri mengundang musisi peduli lingkungan.
“Anak-anak yang belajar akan berinteraksi dengan musik dan musisi langsung di alam terbuka. Ini konsep hebat.”
Sinergi Sigi hijau
Moh Irwan Lapata, Bupati Sigi, hadir dalam peletakan batu pertama studio rekaman, peresmian PAUD dan mushola Sekolah Awan Hijau, mengapresiasi gagasan ini. Inisiatif ini, katanya, memiliki sinergitas kuat dengan gagasan Sigi Hijau yang dia dorong.
Irwan mengatakan, lebih 70% wilayah Sigi merupakan kawasan hutan negara hingga punya tantangan khusus dari kabupaten lain.
“Sigi tak ada laut, hanya ada kawasan hutan dan pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan. Semua ini punya korelasi langsung dengan lingkungan hidup. Kita harus menentukan sikap dan keberpihakan nyata. Gagasan sekolah ini memiliki makna amat dalam. Sejalan dengan kami.”
Gagasan sekolah ini akan jadi bagian dari program Sigi Hijau walaupun sulit didorong lewat APBD karena sangat terbatas. Meskipun begitu, pemerintah akan mendukung dari perbaikan infrastruktur hingga memudahkan akses masyarakat.