- Seekor paus sperma sepanjang 8 m yang sedang bunting ditemukan mati terdampar di sebuah pantai Porto Cervo, kawasan Cagar Budaya Pelagos, di Sardinia, Italia.
- Dalam perutnya ditemukan 22 kg sampah plastik berupa kabel listrik, piring plastik, kantong plastik, jaring pancing, dan plastik bungkus deterjen.
- Dalam rahimnya terdapat janin sepanjang 2,7 m yang sudah mulai terdekomposi, artinya janin telah mati lagi sebelum si paus terdampar.
- Merespon hal itu, WWF Italia mengumpulkan 600.000 tandatangan lewat petisi global kepada PBB, yang berisi 1/3 lebih paus sperma yang ditemukan mati di kawasan Mediterania penuh dengan sampah plastik dalam perutnya. Dan 2050, akan ada lebih banyak plastik dibanding jumlah ikan di lautan
Kabar yang menyedihkan kembali datang dari lautan dunia. Setelah beberapa waktu lalu Mongabay Indonesia menulis tentang paus yang terdampar mati di sebuah pantai di Filipina dengan perut penuh sampah, kini hal yang sama terjadi di Italia.
Seekor paus sperma sepanjang 8 m yang sedang bunting juga ditemukan mati terdampar di sebuah pantai Porto Cervo di Sardinia, Italia. Juga, di dalam perut satwa malang itu ditemukan 22 kg sampah plastik.
Paus sperma itu terdampar pekan lalu di kawasan Cagar Budaya Pelagos. WWF menyatakan bahwa di dalam perutnya ditemukan kabel listrik, piring plastik, kantong plastik, jaring pancing, dan plastik bungkus deterjen.
Yang lebih menyedihkan adalah di dalam rahimnya terdapat janin sepanjang 2,7 m yang sudah mulai terdekomposi, yang berarti bahwa janin tersebut sudah tak bernyawa lagi sebelum si paus terdampar mati.
baca : Ditemukan 5,9 Kg Sampah Dalam Perut Paus Sperma di Wakatobi. Kok Bisa?
Menurut ahli, paus betina ini mati karena tidak bisa mencerna cumi-cumi yang ia makan. Kehilangan kemampuan mencerna itu akibat sampah plastik yang telah memenuhi 2/3 perut si paus.
Paus sperma betina mencapai usia dewasa pada usia tujuh tahun dan masuk masa subur setiap 3-5 tahun, yang berarti bahwa dengan ukurannya yang relatif kecil, paus yang terdampar di Sardinia tersebut mengalami hamil untuk pertama kalinya.
“Hal pertama yang muncul dari otopsi ini adalah bahwa paus ini sangat kurus,” kata ahli biologi kelautan Mattia Leone dari Scientific Education & Activities in the Marine Environment (SEA ME) yang berbasis di Sardinia.
“Hewan laut hidup tidak seperti dengan kita di darat. Bagi mereka, adalah hal yang tidak normal menemukan hal-hal di laut yang bukan mangsa mereka, dan plastik terapung sangat mirip cumi-cumi atau ubur-ubur – makanan pokok untuk paus sperma dan mamalia laut lainnya,” kata Leone.
Plastik tidak dapat dicerna, sehingga menumpuk di perut hewan, memberi mereka perasaan seolah-olah kenyang. “Beberapa satwa laut berhenti makan, yang lain, seperti kura-kura, tidak bisa lagi menyelam di bawah permukaan untuk mencari makanan karena plastik di perut mereka terisi dengan gas, sementara yang lain jatuh sakit karena plastik sehingga merusak sistem kekebalan tubuh mereka,” jelas Leone.
baca juga : Bukan Diburu, Paus Sperma Ini Mati Akibat Sampah Plastik
WWF Italia merespon hal ini dengan mengumpulkan 600.000 tandatangan dalam sebuah petisi global yang ditujukan ke PBB. Dalam petisi tersebut disebutkan bahwa 1/3 lebih paus sperma yang ditemukan mati di kawasan Mediterania ditemukan dengan perut penuh dengan sampah plastik. Juga disebutkan bahwa jika kita tak berubah dalam mengelola plastik, maka pada 2050, akan ada lebih banyak plastik di lautan dibandingkan dengan jumlah ikan.
Dalam survey Eurobarometer, 87% orang Eropa sangat prihatin dan khawatir akan dampak plastik bagi kesehatan dan lingkungan. Menurut WWF, di level global, Eropa adalah penghasil sampah plastik terbesar ke-2 setelah China, dengan membuang 500.000 ton plastik ke lautan tiap tahun.
Menurut Greenpeace, setiap menit, ada setara satu truk sampah plastik yang dibuang ke laut, yang menyebabkan penderitaan besar bagi 700 spesies satwa termasuk burung, penyu, paus, hiu, lumba-lumba, dan banyak satwa lain.
Lebih dari delapan miliar ton produk plastik telah diproduksi sejak 1950-an, dan saat ini 90 persen plastik sekali pakai tidak pernah didaur ulang, menurut Greenpeace.
perlu dibaca : Lokasi Wisata Hiu Paus Ini Bertabur Sampah Plastik
Sumber : xinhuanet.com dan livescience.com
***
Keterangan foto utama : Seekor paus sperma mati terdampar di sebuah pantai Porto Cervo, kawasan Cagar Budaya Pelagos, di Sardinia, Italia. 2/3 perutnya berisi sampah plastik. Foto : SEAME Sardinia/Mongabay Indonesia