- Desa Bakarra, sebagai salah satu warisan dunia. Desa ini punya pemandangan indah dan banyak peninggalan sejarah serta budaya. Lembah ini tempat kelahiran Raja Sisingamangaraja.
- Bakkara terdapat warisan geologi atau taman bumi yang diakui oleh UNESCO. Letusan gunung api Toba jutaan tahun lalu membentuk kawasan bebatuan.
- Berbagai obyek wisata alam pun ada di sini. Ada Air Terjun Janji dan Si Poltak Holda sampai goa.
- pada 2019, Kementerian Pariwisata menobatkan Bakkara jadi situs sejarah terpopuler. Dosmar Banjarnahor, Bupati Humbang Hasundutan, menerima langsung penghargaan Anugerah Pesona Indonesia 2019 di Balairung Soesilo Soedarman, Jakarta Pusat.
Hamparan tanaman pertanian dari padi sampai bawang merah tampak berwarna warni. Ada kuning, hijau di lahan yang berkeliling bukit hijau. Udara sejuk, menyegarkan. Pemandangan begitu indah ini terlihat kala memasuki Desa Bakarra, di Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara.
Lembah Bakarra, tak hanya punya pemandangan indah, tetapi banyak peninggalan sejarah dan budaya. Pemerintah mulai mengarahkan kebijakan strategis di Kawasan Ekonomi Pariwisata di Danau Toba, salah satu Desa Bakkara.
Desa ini bisa ditempuh sekitar 50 menit dari Bandara Internasional Silangit, Siborongborong, Tapanuli Utara. Wisatawan bisa lewat dari tiga arah, Kecamatan Dolok Sanggul, Paranginan dan Muara, Tapanuli Utara.
Dosmar Banjarnahor, Bupati Humbang Hasundutan, mengatakan, obyek wisata peninggalan sejarah itu akan meningkatkan ekonomi warga sekitar Kecamatan Baktiraja, dulu masuk administrasi Tapanuli Utara.
Sejalan dengan itu, pada 2019, Kementerian Pariwisata menobatkan Bakkara jadi situs sejarah terpopuler. Dosmar menerima langsung penghargaan Anugerah Pesona Indonesia 2019 di Balairung Soesilo Soedarman, Jakarta Pusat.
Bakkara keluar sebagai pemenang berdasarkan jumlah terbanyak pilihan melalui pesan singkat, android dan Youtube.
Arief Yahya, Menteri Pariwisata pernah berkunjung ke Bakkara Juli 2019. Kedatangan menteri, katanya, memberi dampak positif bagi destinasi wisata di Humbahas.
Sebagai tempat kelahiran Sisingamangaraja, kata bupati, Bakkara bisa jadi nilai jual tersendiri. Para pemandu wisata membawa pengunjung ke makam dan istana sang raja sembari menyampaikan cerita perjuangan pahlawan nasional ini.
Sejumlah peninggalan peradaban kerajaan Batak masih tersimpan di setiap kampung. Di sini, tempat kelahiran Raja Sisingamangaraja, sekaligus makam Sisingamangaraja. Juga ada kuburan batu tua marga, seperti sarkofagus (kuburan batu) Marga Purba, kuburan batu Marga Nababan, di Desa Banjar Dolok dan lain-lain.
Ornamen batu, lekat dengan kehidupan masyarakat Bakkara. Dulu, sebagian masyarakat masih ritual budaya dengan menggunakan batu mulai dari ritual pertanian sampai kematian.
Hasil tinjauan arkeolog Ketut Wiradnyana di Desa Tipang, Desa Simamora menunjukkan, ada peradaban batu sudah ratusan tahun. Ketut dkk menemukan sembilan buah lesung batu (sarana penumbuk padi), satu tangga batu dan satu tempayan batu di Desa Tipang, Bakkara.
Sejak dulu, katanya, masyarakat Batak sudah memperhatikan sejumlah aspek dalam membangun perkampungan, mulai dari lingkungan hidup, pertanian dan lain-lain. Hal itu bisa terlihat dari peninggalan kuburan batu atau sarkofagus.
Sistem pertanian tradisional di perbukitan Bakkara cukup unik. Tanaman seperti padi, bawang merah, kopi dan lain-lain tumbuh di antara batu di setiap bukit.
Obyek wisata
Air terjun menjadi obyek wisata yang begitu memikat wisatawan. Kontur lembah Bakkara terjal membentuk beberapa air terjun yang menghilir ke Danau Toba.
Air Terjun Janji, dalam bahasa Batak disebut ‘Binanga Sampuran Janji Bakkara’.
Kariting Banjarnahor, pengelola lokasi bercerita, sejarah air terjun Janji. Dia bilang, pada waktu Belanda mengejar Sisingamangaraja, raja-raja lokal menyembunyikan dia di balik air terjun. Mereka berjanji tutup mulut.
Air terjun ini dapat ditempuh 20 menit atau sekitar 20 kilometer dari Doloksanggul, Ibukota Humbang Hasundutan.
Bergeser sedikit, ada Air Terjun Si Poltak Hoda atau ‘Sigota-gota’, terletak di Desa Tipang. Wisatawan wajib dipandu warga setempat karena jalan sangat ekstrem, melewati perbukitan dan batu-batu besar seperti anak tangga, ada tiga tingkatan membentuk kolam.
Ferdi Simamora, warga setempat mengatakan, pernah ada wisatawan tewas tergelincir saat melakukan perjalanan ke air terjun.
Dia menyarankan, kepada wisatawan agar berhati-hati dan selalu memakai alas kaki yang memadai supaya tidak tergelincir.
Lembah Bakkara juga surga air. Sungai-sungai mengalir jernih, seperti Aek Sipangolu, di Desa Simangulampe. Sungai kecil ini mengalir di antara bebatuan. Aek Sipangolu berarti air kehidupan. Masyarakat percaya air sungai ini dapat menyembuhkan berbagai penyakit dengan cara mencuci muka, mandi atau ritual doa di permandian itu.
Menurut cerita warga, Aek Sipangolu ini berasal dari jejak kaki gajah putih milik Sisingamangaraja yang kehausan sehabis perjalanan panjang dari Manduamas ke Barus.
***
Di Bakkara, juga terdapat warisan geologi atau taman bumi yang diakui UNESCO. Letusan gunung api Toba jutaan tahun lalu membentuk bebatuan. Fenomena itu membuat Desa Bakkara, menyimpan kekayaan alam mineral.
Ada 16 Geosite Kawasan Danau Toba yang diusulkan ke United Nation Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), Bakkara termasuk salah satu geopark dunia yang memiliki pemandangan alam, situs sejarah dan cagar budaya.
Warisan alam dan potensi cagar budaya memiliki peran penting dalam pengembangan destinasi prioritas pariwisata nasional. Pemerintah Humbang Hasundutan berjanji meningkatkan ekonomi warga dan telah membangun beberapa homestay di Desa Bakkara.
Ada juga situs Tombak Sulu Sulu. Tombak berarti hutan, sulusulu itu suluh atau obor.
Ada goa tempat dimana Ibunda Sisingamangaraja berdoa (martonggo) kepada Ompu Mulajadi Na Bolon (Sang Maha Pencipta).
Istana Raja Sisingamangaraja seluas 100 meter persegi. Di dalam istana terdapat tiga rumah yang disebut dengan rumah bolo, sopo parsaktian dan sopo bolon. Di dalamnya, ada makam Sisingamangaraja ke sembilan dan ke-11.
Ada pohon beringin, ditaksir usia mencapai ratusan tahun. Para pengunjung wajib melepaskan alas kaki dan pakai ulos, yaitu ulos Sibolang.
******