- Sekelompok peneliti telah mengidentifikasi spesies semi-siput baru, Microparmarion sallehi, dari hutan hujan dataran rendah Pulau Kalimantan bagian utara.
- Spesies M. sallehi adalah spesies kedua dari Microparmarion yang hidup di dataran rendah. Temuan pertama M. exquadratus pada 2019; teridentifikasi dan ditemukan di hutan pegunungan.
- Masih banyak yang bisa dieksplorasi tentang spesies siput di Asia Tenggara, karena koleksi sampel yang kurang, para peneliti percaya masih ada peluang penemuan spesies baru.
- Spesies siput berperan sebagai detritus [pengurai sampah organik] di hutan hujan.
Sejenis semi-siput (semi-slug) dengan cangkang luar kecil, baru-baru ini dilaporkan keberadaanya di Pulau Kalimantan, tepatnya di Taman Nasional Ulu Temburong, Brunei. Spesies ini kemudian diberi nama Microparmarion sallehi terambil dari nama Md Salleh Abdullah Bat, pengawas Pusat Studi Lapangan di Kuala Belalong, dimana temuan ini adalah penelitian terakhir yang digarapnya sebelum pensiun.
Dalam situs Biodiversity Data Journal yang diterbitkan pada tanggal 10 April 2023, spesies siput ini memiliki karakteristik tubuh hingga DNA, yang belum pernah dideskripsikan sebelumnya.
“Temuan yang menginspirasi, tim ekspedisi lapangan menjumpainya di lokasi terpencil setelah berada di lapangan selama 10 hari, menggunakan peralatan portabel sederhana,” jelas Iva Njunjić, Direktur Keragaman Hayati Taxon Expeditions di Leiden, Belanda, kepada Mongabay melalui email. Dia turut dalam penelitian ini.
Dia menyebut, jika timnya sebelumnya telah menerbitkan deskripsi siput baru dari lokasi yang sama, jadi mereka tahu ada kemungkinan semi-siput yang belum terdeskripsi yang menunggu untuk ditemukan.
“Spesies ini memainkan peran sebagai pemakan detritus [pengurai sampah organik] di hutan hujan,” kata Njunjić.
Spesies M. sallehi adalah spesies kedua dari Microparmarion yang hidup di dataran rendah Kalimantan. Temuan pertama M. exquadratus pada 2019; teridentifikasi dan ditemukan di hutan pegunungan.
Para peneliti melakukan tiga survei lapangan pada September 2018, September 2019, dan Oktober 2022 di bagian barat laut pulau Kalimantan ini. Pada setiap ekspedisi, mereka mengumpulkan sampel dan mengurutkannya dengan fasilitas lab DNA portabel dari pusat lapangan.
Di lapangan mereka menemukan dan mempelajari lima spesimen individu, menurut publikasi penelitian itu.
“Beberapa anggota tim kami adalah ahli malakologi dengan pengalaman bertahun-tahun bekerja untuk siput dan siput darat di Asia Tenggara,” kata Njunjić. Para ilmuwan ini mempelajari berbagai jenis moluska, dari slug dan siput hingga cumi-cumi dan gurita.
Jenis Microparmarion berbeda dari spesies lain yang diketahui, terutama karena susunan cangkang dan alat kelaminnya. Spesies ini umumnya aktif saat senja dan malam hari, dan dapat terlihat merayap di bawah anakan daun dan tumbuhan merambat, baik di hutan primer maupun hutan sekunder.
Jurnal penelitian tersebut menunjukkan bahwa snug (siput) yang baru dideskripsikan juga dapat mungkin ditemukan lebih jauh ke area barat, di negara bagian Sarawak dan/atau Sabah Malaysia.
Para penulis mencatat bahwa pengetahuan ilmiah tentang siput di Asia Tenggara umumnya kurang karena sampel koleksi yang rendah, yang bakal membuka peluang yang besar untuk mendeskripsikan spesies baru.
“Dengan menyoroti berapa banyak yang masih harus ditemukan, kami ingin menunjukkan bahwa hutan ini sangat kaya dan hampir tidak teridentifikasi, yang membuat hilangnya keberadaan mereka bisa semakin tragis,” pungkasnya.
Tulisan asli: New ‘snug’, a snail with a too-small shell, described from Brunei rainforest. Artikel ini diterjemahkan oleh Akita Verselita
Referensi:
Schilthuizen, M., Berenyi, S., Ezzwan, N. S. M. N., Hamdani, N. I. A. A., Wu, H., De Antoni, L., … Cicuzza, D. (2023). A new semi-slug of the genus Microparmarion from Brunei, discovered, described and DNA-barcoded on citizen-science ‘taxon expeditions.’ Biodiversity Data Journal, 11. doi: 10.3897/BDJ.11.e101579
Schilthuizen, M., Lim, J. P., van Peursen, A. D., Alfano, M., Jenging, A. B., Cicuzza, D., … Njunjić, I. (2020). Craspedotropis gretathunbergae, a new species of Cyclophoridae (Gastropoda: Caenogastropoda), discovered and described on a field course to Kuala Belalong rainforest, Brunei. Biodiversity Data Journal, 8. doi:10.3897/BDJ.8.e47484