Lampung ternyata tak hanya memiliki Way Kambas yang telah terkenal itu. Tetapi, Lampung juga mempunyai gugusan pulau nan indah di seputar provinsi paling selatan di Pulau Sumatera tersebut. Ada Pulau Pahawang yang cantik. Tentu saja, pantai dan keindahan dalam laut yang dapat dinikmati oleh para wisatawan.
Untuk menuju Pulau Pahawang, bisa ditempuh dengan menggunakan kapal dari Dermaga Ketapang. Tetapi sebelum sampai ke Dermaga Ketapang yang berada di Kecamatan Punduh Pidana, Kabupaten Pesawaran. Kalau dari Bandar Lampung menuju ke Dermaga Ketapang yang merupakan dermaga penyeberangan menuju ke Pulau Pahawang tersebut, jaraknya sekitar 25 km dengan waktu tempuh sekitar 1,5 hingga 2 jam. Di sepanjang perjalanan menuju ke Pesawaran, bakal melewati perbukitan dan pantai. Cukup mengasyikkan juga, sehingga waktu tempuh dua jam tidak terasa.
Sesampai di Dermaga Ketapang, para pengunjung atau wisatawan dibekali dengan peralatan snorkeling yakni scuba diving mask atau kacamata serta alat bantu pernapasan. Selain itu, para wisatawan juga diberikan pelampung. Jadi, sebelum sampai ke Pulau Pahawang, wisatawan yang ikut serta dalam paket wisata, telah dilengkapi berbagai macam peralatan. Pengunjung juga dapat membeli kantong pelindung kedap air untuk telepon seluler. Sebab, di sepanjang perjalanan menuju ke Pulau Pahawang, biasanya cipratan air dari ombak laut. Sehingga perlu diantisipasi sebelumnya.
baca : Pulau Pramuka, Bukan Objek Wisata Menyelam Semata
Setelah bersiap semua, maka perjalanan menuju ke Pulau Pahawang dimulai. Dengan menumpang kapal motor, para wisatawan bakal berkeliling ke Pulau Pahawang. Tetapi sebelumnya, ada sejumlah “spot” yang dijadikan tempat snorkeling. “Sebelum sampai ke Pulau Pahawang, ada beberapa “spot” yang dijadikan tempat snorkeling. Pemandangan bawah lautnya menggoda,”ungkap Hendro, pemandu wisata yang mengajak seluruh wisatawan untuk terjun ke dalam air.
Hendro mengakui bahwa snorkeling memang idealnya untuk mereka yang sudah dapat berenang. Namun, bagi wisatawan yang tidak bisa, dipersilakan tetap terjun. “Tidak perlu takut, kan ada pelampung. Nanti akan dibantu. Semuanya safe kok,”katanya.
Makanya, baik yang pintar berenang maupun tidak, semuanya masuk ke dalam air. Mereka yang pintar berenang, tentu saja dapat menikmati keindahan bawah laut di sekitar Pulau Pahawang. “Cukup menarik, ada ikan-ikan dan terumbu karang. Hanya saja, jujur ya, kalau dibandingkan dengan di perairan Karimunjawa masih kalah sepertinya. Tetapi tidak masalah, karena masing-masing daerah tentu punya keunikan sendiri,” ungkap Darbe, salah seorang wisatawan.
baca : Menikmati Surga di Ujung Halmahera
Kira-kira sekitar satu hingga dua jam menikmati pemandangan bawah laut di dua spot sekitar Pulau Pahawang, wisatawan nantinyan akan bergeser ke Pulau Pahawang. Pulau yang berada di wilayah administrasi Kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran iotu terletak di Teluk Punduh. Luasnya mencapai 1.084 hektare (ha). Itu Pulau Pahawang yang besar, karena ada Pulau Pahawang kecil yang luasanya hanya 11 ha.
Keindahan pantai di Pulau Pahawang besar tak kalah indahnya dengan panorama bawah laut di Teluk Punduh. Pemandangan yang disuguhkan tidak hanya hamparan pantai pasir putih dengan cakrawala lautan yang membentang tanpa batas. “Ternyata tak hanya spot snorkeling saja yang indah. Tetapi panorama lautnya sungguh mempesona. Airnya jernih berwarna biru,” ungkap Agus, wisatawan lain yang tengah menikmati keindahan pantai Pulau Pahawang.
Apalagi begitu sampai di Pulau Pahawang, ada makan siang khas yang disajikan. Kuliner khasnya adalah masakan dengan bahan baku ikan. Sebab, di Pulau Pahawang yang ditempati 400 keluarga tersebut, pada umumnya berprofesi sebagai nelayan. Saban hari mereka mencari ikan. Dengan wisata yang kini berkembang, maka ikan dijadikan bahan makanan untuk menu para pengunjung yang mampir ke Pulau Pahawang.
baca : Uluna, Surga yang Tersembunyi di Minahasa
Salah seorang pemandu wisata lokal Rudi, menuturkan sebelum wisata alam berkembang di sekitar Pulau Pahawang, penduduk di pulau setempat hanya murni sebagai nelayan. “Saat sekarang memang masih berprofesi sebagai nelayan, tetapi kemudian muncul kesadaran lainnya untuk mengembangkan wisata alam di wilayah setempat,”ujarnya.
Para pemuda setempat juga membentuk kelompok sadar wisata (pokdarwis) yang melakukan berbagai upaya inovasi pengembangan wisata bahari di sekitar Pulau Pahawang. “Wisata di sini tak sekadar melihat panorama di bawah laut, tetapi juga menikmati pantai serta kuliner khas Pulau Pahawang. Bisa juga menginap di sini, ada tempat penginapan meski masih sederhana. Kalau menginap di sini, ada dua hal yang sayang kalau dilewatkan. Menikmati sunset dan sunrise. Bagi para traveler sekaligus yang suka fotografi, inilah saatnya mengabadikan momentum tenggelam dan terbitnya matahari,”ungkap pegiat Pokdarwis Pahawang, Oncu.
Ia bersama para pemuda lainnya melakukan berbagai upaya agar ekosistem bawah air laut semakin alami. Dia mengatakan sejujurnya, kalau persoalan sampah dan kerusakan terumbu karang ada. Oleh karena itu, harus ada upaya secara serius untuk menciptakan lingkungan bawah laut yang baik. “Salah satunya adalah bagaimana berusaha agar sampah-sampah plastik tidak terbuang ke laut. Selain itu, juga meminta kepada nelayan agar tidak melakukan kegiatan yang merusak terumbu karang. Hanya dengan cara-cara inilah, maka panorama bawah laut bakal semakin indah,” jelasnya.
baca : Lut Tawar, Danau Sejuk di Dataran Tinggi Aceh Tengah
Menurutnya, secara resmi destinasi wisata setempat sebetulnya baru mulai dikembangkan tahun 2016 silam. Selama kurang dari dua tahun, selama sepekan, setidaknya ada 500 pengunjung. Saat ini, yang paling utama adalah bagaimana ekosistem bawah laut di sekitar Pulau Pahawang tetap terjaga. Karena sesungguhnya, panorama bawah laut itulah yang menjadi daya tarik para wisatawan.