- Berdasarkan studi, diperkirakan akan lebih banyak spesies burung yang tidak bisa terbang hidup di Bumi, jika tidak ada pengaruh dari hadirnya manusia.
- Riset berjudul Anthropogenic extinctions conceal widespread evolution of flightlessness in birds di Science Advance, edisi 2 Desember 2020, menjelaskan dampak hadirnya manusia telah mengubah hampir sebagian besar ekosistem di dunia. Kondisi ini menyebabkan terjadinya kepunahan ratusan spesies satwa.
- Para peneliti mengidentifikasi 581 spesies burung yang punah pada periode Pleistosen Akhir sampai saat ini. Berdasarkan sejumlah fosil atau catatan yang ada, sebanyak 166 spesies burung yang punah, diidentifikasi tidak memiliki kemampuan terbang.
- Hasil riset ini memberikan informasi, spesies yang tidak dapat terbang berpeluang besar punah ketimbang jenis burung yang terbang.
Sebuah studi yang dilakukan para peneliti menunjukkan, diperkirakan akan ada lebih banyak spesies burung yang tidak bisa terbang hidup di Bumi, jika tidak ada pengaruh dari kehadiran manusia.
Riset berjudul Anthropogenic extinctions conceal widespread evolution of flightlessness in birds ini telah dipublikasikan di Science Advance, edisi 2 Desember 2020.
Baca: Moa, Burung Raksasa yang Telah Punah
Dr. Ferran Sayol, penulis utama penelitian dari Centre for Biodiversity and Environmental Research, University College London & Environment Science, University of Gothenburg, Swedia, menuturkan bahwa dampak hadirnya manusia telah mengubah hampir sebagian besar ekosistem di dunia. Kondisi ini menyebabkan terjadinya kepunahan ratusan spesies satwa.
“Tentu saja dapat merusak pola evolusi, terlebih pada karakteristik yang kami pelajari sebagimana pada burung yang tidak bisa terbang, menyebabkan spesies ini lebih rentan terhadap kepunahan. Dari penelitian kami mendapat gambaran bias tentang bagaimana evolusi yang sebenarnya terjadi,” terangnya, dikutip dari Phys.org.
Baca: Dodo, Burung Misterius yang Mulai Terungkap Latar Kehidupannya
Pada riset tersebut, para peneliti mengumpulkan secara lengkap daftar jenis burung yang diketahui telah lenyap sejak kehadiran manusia.
Mereka mengidentifikasi 581 spesies burung yang punah periode Pleistosen Akhir [126 ribu tahun silam] sampai sekarang. Kepunahan yang “kemungkinan besar” karena adanya pengaruh manusia.
Berdasarkan sejumlah fosil atau catatan yang ada menunjukkan, sebanyak 166 spesies burung yang punah, diidentifikasi tidak memiliki kemampuan terbang. Sementara, hanya sekitar 60 jenis burung tidak bisa terbang saja yang mampu bertahan hidup hingga saat ini.
Studi juga memaparkan, burung yang tidak bisa terbang itu jumlahnya lebih beragam dari yang diperkirakan sebelumnya. Hasil riset ini sekaligus memberikan informasi bahwa spesies yang tidak dapat terbang memiliki peluang lebih besar punah ketimbang jenis burung yang dapat terbang.
Baca: Tidak Bisa Terbang, Bagaimana Caranya Burung Ini Berada di Pulau Terpencil?
Profesor Tim Blackburn dari Centre for Biodiversity and Environmental Research, University College London & Institute of Zoology, Zoological Society of London, yang terlibat pada penelitian ini mengatakan, banyak jenis burung menjadi tidak dapat terbang lagi ketika berada di lingkungan tanpa predatornya, seperti di pulau-pulau.
Terbang yang banyak menghabiskan energi digunakan burung untuk pergerakan lainnya. Akibatnya, mereka menjadi mudah dimangsa ketika manusia, atau tikus maupun kucing, serta jenis hewan lain, tiba-tiba muncul di wilayah itu.
“Kepunahan menjadi lebih cepat. Bahkan, kemungkinan akan berlanjut karena jenis burung tidak terbang lebih banyak ditunjukkan, ketimbang jenis lain, dalam daftar hewan terancam punah global,” ujarnya, masih dilansir dari Phys.org.
Baca: Dinyatakan Punah 136 Ribu Tahun Silam, Burung Ini Muncul Kembali
Para peneliti melaporkan, sebagian besar pulau-pulau di seluruh dunia sejatinya memiliki jenis burung tidak bisa terbang, sebelum hadirnya manusia, menempati relung ekologis yang seharusnya didiami mamalia.
Hal ini terjadi di Selandia Baru [26 spesies seperti moa punah] dan di Hawaii [23 spesies punah, seperti jenis angsa].
Baca juga: Hah, Dari Portugal ke Indonesia Paulo Hanya Ingin Melukis Burung?
Terhadap kondisi tersebut Sayol menuturkan, studi yang dia lakukan berserta kolega menunjukkan, evolusi burung tidak terbang merupakan fenomena umum. Sebagaimana kita ketahui, spesies yang tidak dapat terbang adalah penguin, mandar, burung unta dan kerabatnya.
Saat ini, menurut Sayol, hanya ada 12 keluarga burung tidak dapat terbang, yang sebelum kemunculan manusia jumlahnya sekitar 40 keluarga.
“Tanpa kepunahan, seharusnya kita berbagi hidup di planet ini dengan burung hantu, pelatuk dan ibis. Namun sayang, sebagian besar sudah tidak ada lagi,” jelasnya.