- Karang biasanya hidup di perairan dingin. Sehingga, meningkatnya suhu air akibat perubahan iklim bisa berdampak pada habitat terumbu
- Dalam sebuah misi eksplorasi di Laut Merah, para ilmuwan menemukan bahwa karang hitam hidup dalam suhu hangat.
- Berdasarkan temuan tersebut, para ilmuwan menjadi tergerak untuk melakukan eksplorasi laut dalam guna mengungkap lebih banyak “rahasia” tentang lautan.
Peran terumbu karang di lautan sangat penting bagi ekosistem laut. Menurut catatan National Oceanic Atmospheric Administration (NOAA), sekitar 25% ikan bergantung pada karang untuk makanan. Terumbu karang juga menjadi habitat bagi beragam spesies laut: tempat untuk bereproduksi atau bersembunyi dari predator.
Terumbu karang kini terancam karena polusi yang disebabkan manusia. Praktik penangkapan ikan ilegal, sedimentasi hingga perubahan iklim. Hal tersebut ditambah faktor kenaikan suhu dan pengasaman laut yang berkontribusi pada stres dan kerusakan terumbu karang.
Karang sebagian besar hidup di perairan yang lebih dingin. Namun, dalam sebuah misi eksplorasi laut dalam, peneliti menemukan terdapat karang hitam yang unik karena tumbuh subur di perairan hangat seperti di Laut Merah, yang memiliki suhu 22 °C. Ahli biologi kelautan University of Bari, Italia, Giovanni Chimienti menemukan spesies karang hitam tersebut.
baca : Ternyata Terumbu Karang Menarik Mangsa dengan Cahaya Warna-Warni

Tim eksplorasi laut OceanX ini awalnya membuat penemuan pada tahun 2020. Selama ekspedisi di wilayah Neom di Laut Merah utara di wilayah Arab Saudi, tim berhasil mengumpulkan sampel dari ratusan koloni yang berkembang di perairan hangat.
Misi tersebut bertujuan untuk mengeksplorasi ekosistem laut dalam dengan menggunakan teknologi pemetaan akustik. Salah satu tujuannya adalah memecahkan misteri yang belum banyak terungkap.
“Pada kedalaman beberapa ratus meter di kapal selam, kami melihat beberapa organisme seperti bulu yang kemungkinan besar adalah karang hitam. Saya menyadari bahwa saya belum pernah melihat karang itu sebelumnya, jadi saya mengumpulkan beberapa sampel,” kata Giovanni Chimienti, ahli biologi kelautan dan peneliti di Universitas Bari, Jumat (18/11/2022) lalu.
baca juga : Canggih, Suara Digunakan untuk Deteksi Kesehatan Terumbu Karang di Spermonde

Sampel karang yang tidak biasa itu kemudian dibawa ke laboratorium Pusat Penelitian Laut Merah. Ini adalah karang hitam pertama yang mampu hidup di perairan hangat. Chimienti beserta tim memberi nama “thermophilia”. Berasal dari istilah Yunani, thermos (hot) dan philia yang diartikan sebagai pilihan.
“Laut dalam adalah sumber spesies baru, dan setiap spesies baru menarik karena menambahkan elemen baru pada gambaran yang masih belum lengkap tentang keanekaragaman hayati laut dalam yang hidup saat ini. Selain itu, Anda tidak pernah tahu bagaimana spesies baru akan mengubah cara kita memahami hewan dan alam,” kata Chimienti.
Menurutnya, penemuan ini sangat relevan karena karang hitam memainkan peran penting sebagai habitat di daerah tanpa ada terumbu karang. Chimienti mengatakan karang itu hidup di antara karang lain yang di “hutan karang hitam.”
Katanya, masih banyak lagi yang harus dijelajahi dan ditemukan. Artinya, manusia memiliki pekerjaan panjang mengungkap rahasia itu.
Seperti halnya Laut Merah yang tidak dianggap kaya akan spesies karang hitam. Namun sebaliknya setelah banyak hasil penelitian yang mengungkapkan serangkaian spesies baru berikut dengan daya adaptasinya seolah menyadarkan ihwal karang terabaikan ini. Kedati begitu, bayang-bayang kenaikan suhu air laut menjadi ancaman serius bagi keanekaragaman laut dalam yang hidup di perairan dingin tersebut.
“Saya membayangkan bahwa dasar laut dalam di masa depan akan dihuni oleh lebih banyak spesies seperti B. thermophila, sementara banyak lainnya akan punah jika kita tidak memperlambat perubahan iklim,” pungkasnya.
baca juga : Unik, Terumbu Karang jadi Obat Kulit bagi Lumba-lumba

Sumber: newsweek.com