,

Bangganya Pelajar dan Guru SMAN 1 Semende Muara Enim Jadi Duta Bumi

Musim kemarau mulai dirasakan di Sumatera Selatan. Kekeringan dan kebakaran hutan pun mengancam. Para pelajar dan guru di SMAN 1 Semende Darat Laut, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, menyatakan siap mencegah bencana kebakaran hutan dan melakukan penanaman pohon di sekitar pegunungan Bukit Barisan di wilayah tersebut. Mereka pun menjadi Duta Bumi yang difasilitasi Hutan Tropis yang didukung Mongabay Indonesia dan Dinas Kehutanan Sumatera Selatan.

Sebanyak 45 siswa kelas dua dan sepuluh guru SMAN 1 Semende Darat Laut, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, mengikuti “Workshop Musik Lingkungan Hidup” yang digelar Hutan Tropis yang didukung Mongabay Indonesia dan Dinas Kehutanan Sumatera Selatan, di SMAN 1 Semende Darat Laut, Desa Muaradua, Kecamatan Semende Darat Laut, Kabupaten Muara Enim, Senin (25/05/2015).

“Kami sangat senang dan berterima kasih atas kehadiran Hutan Tropis dan Mongabay Indonesia yang mengadakan kegiatan ini. Kami berharap siswa dan guru yang mengikuti kegiatan ini mendapatkan manfaat atas ilmu yang diberikan, dan berguna bagi lingkungan hidup kita yang kian hari kian memprihatinkan,” kata Kaswan, Kepala Sekolah SMAN 1 Semende Darat Laut, saat membuka workshop.

Arsyan Djatoha, pembina Hutan Tropis, sangat senang dan berterima kasih atas apresiasi yang diberikan SMAN 1 Semende Darat Laut, terhadap kepedulian mereka terhadap lingkungan hidup. Khususnya, kondisi hutan di wilayah di atas 1.000 meter dari permukaan laut, yang kesejukannya kian hari kian berkurang.

“Saya berharap workshop ini mampu melahirkan Duta Bumi yang menjaga dan mengembalikan kondisi hutan di Semende, dan mengembalikan kesejukannya seperti dulu,” kata Djatoha saat memberikan sambutan.

Kegiatan dimulai dengan penjelasan kondisi hutan di Sumatera Selatan (Sumsel) oleh Jemi Delvian, vokalis Hutan Tropis. “Hutan di Sumsel yang dulunya mencapai 4 juta hektar, kini tersisa 800 ribuan hektar.  Jika tidak kita jaga dan lakukan penanaman, bukan tidak mungkin hutan di Sumsel akan habis, dan kita pun akan mengalami berbagai bencana. Mulai dari kekeringan, banjir, pemanasan global, krisis oksigen, krisis pangan, hingga mengalami berbagai penyakit mematikan, seperti kanker,” kata Jemi.

 Jemi Delvian, vokalis Hutan Tropis, menjelaskan tentang kondisi hutan di Sumsel. Tersisa 800-an ribu hektar dari 4 juta hektar. Foto: Taufik Wijaya
Jemi Delvian, vokalis Hutan Tropis, menjelaskan tentang kondisi hutan di Sumsel. Tersisa 800-an ribu hektar dari 4 juta hektar. Foto: Taufik Wijaya

Selanjutnya, disampaikan materi menulis lagu, mulai dari mencari tema, menulis lirik tentang lingkungan hidup, serta mengenai kerangka sebuah lagu. “Lirik dan nada yang melahirkan sebuah lagu. Tapi, kesadaran pikir dan rasa atas lingkungan hidup yang melahirkan lagu tentang hutan, satwa, sungai, dan lainnya,” kata Herwin Meidison.

Sebelum praktik pembuatan lagu yang dibagi dalam lima kelompok, Usman Hari Wibowo sang manajer Hutan Tropis memaparkan tentang media sosial. “Jangan berpikiran negatif terhadap media sosial seperti facebook, twitter, dan lainnya. Pemberitaan negatif mengenai media sosial tersebut, karena kita belum optimal memberikan tanda positif.

Media sosial diibaratkan sebuah negara yang demokratis yang penduduknya terus bertambah. Kita dapat melakukan apa saja. Nah, kita pun dapat memberikan karya terbaik mengenai aktivitas kita, seperti melakukan penanaman pohon, atau peduli lingkungan hidup lainnya, melalui media sosial itu. Adik-adik dan para guru di SMAN 1 Semende ini dapat melakukannya. Gratis, dan dampaknya sangat luas,” kata Wibowo.

Lima lagu lingkungan hidup

Selama satu jam, lima kelompok pelajar dan guru yang mengikuti workshop tersebut berhasil melahirkan lima lagu mengenai lingkungan hidup. Musik yang dipilih mulai dari pop, dangdut, hingga mars. Hampir semua tema lagu mengenai pohon. Meskipun terkadang suara yang dinyanyikan terdengar fals, tapi mereka tampil percaya diri dan bangga.

“Luar biasa kegiatan ini. Sungguh senang dengan hasilnya. Baru kali ini kami menikmati karya-karya anak kami. Ternyata membuat lagu itu menyenangkan,” kata Mariun, guru kesenian SMAN 1 Semende Darat Laut. “Yang paling membanggakan anak-anak begitu paham dengan lingkungan hidup,” sambung Mariun.

Dijelaskan Herwin, semua lagu yang diciptakan para siswa atau pelajar SMAN 1 Semende Darat Laut, akan mengikuti audisi dengan lagu karya para pelajar lainnya di Sumatera Selatan. “Rencananya, kita workshop di 20 SMA. Saat ini sudah ada karya dari dua sekolah (SMAN 17 Palembang dan SMAN 1 Semende Darat Laut). Audisi akan dilakukan bulan September 2015, menjelang deklarasi Duta Bumi se-Sumsel pada November 2015,” kata Herwin.

Penyerahan sertifikat Duta Bumi dari Arsyan Djatoha (pembina Hutan Tropis) kepada Kaswan (Kepala Sekolah SMAN 1 Semende Darat Laut). Foto: Taufik Wijaya
Penyerahan sertifikat Duta Bumi dari Arsyan Djatoha (pembina Hutan Tropis) kepada Kaswan (Kepala Sekolah SMAN 1 Semende Darat Laut). Foto: Taufik Wijaya

Duta Bumi

Seusai workshop peserta diberikan sertifikat Duta Bumi yang diberikan Arsyan Djatoha kepada Kaswan. Adapun sertifikat ini menandakan para Duta Bumi dari SMAN 1 Semende Darat Laut siap melakukan tugasnya.

“Tugasnya selain menjaga lingkungan hidup, khususnya hutan yang masih ada di Semende dari kebakaran dan perambahan, juga melakukan penanaman. Diharapkan, pohon yang ditanam para Duta Bumi, per orang sebanyak 100 pohon,” kata Arsyan.

Setelah penyerahan sertifikat, dilakukan penanaman pohon bambang lanang sebanyak 50 batang di halaman samping SMAN 1. Bambang lanang merupakan jenis kayu yang tumbuh baik meskipun di lahan kritis. “Selain memberikan dampak secara ekologis, juga memberikan dampak ekonomis. Satu pohon bambang lanang dapat menghasilkan satu kubik kayu. Saat ini satu kubiknya seharga Rp3 jutaan,” kata Kaswan.

“Semoga pohon bambang lanang ini tumbuh subur, selain memberikan oksigen, menjaga air tanah dan mencegah longsor, juga dapat menjadi sumber ekonomi bagi sekolah ke depan. Setelah ditebang tentunya ditanam bibit baru,” ujar Kaswan mengenai pohon yang baru dapat ditebang saat berusia 10-15 tahun tersebut.

Pelajar SMAN 1 Semende Muaraenim bangga menjadi Duta Bumi. Foto: Taufik Wijaya
Pelajar SMAN 1 Semende Muara Enim bangga menjadi Duta Bumi. Foto: Taufik Wijaya
Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,