,

Peduli Alam, Inilah Cara Mereka Rayakan Hari Anak

Berbagai mainan daur ulang sampah tersusun di meja. Ada bunga beserta vas, bingkai foto, kentongan bambu, celengan, sampai sandal kardus bekas. Botol air mineral di cat warna-warni digantung tali seperti ikan di atas meja. Beragam mainan ini karya anak-anak dari desa dari berbagai kabupaten di Yogyakarta, seperti Sleman, Klaten, Magelang, Kulon Progo, Gunung Kidul dan Bantul.

Salah satu anak bernama Lintang. Dia membuat sandal jepit kardus bekas. Cara membuatnya, kardus bekas, diukur dan digambar menggunakan sandal jempit karet, dipotong dan dipasangi tali.

“Supaya lebih bagus, sendal bisa dihiasi dan digambar warna-warni,” katanya, saat Anjangsana Guyub Anak di Perayaan Hari Anak Nasional di Desa Kadilajo, Klaten, Jawa Tengah, Minggu (26/7/14).

Tak hanya itu. Anak-anak ini juga belajar mengenal makanan dari pangan lokal, seperti getuk, lemet, singkong rebus, jagung dan beberapa makanan tradisional lain. Makanan-makanan ini dibawa dari desa-desa anak-anak itu berasal. Masing-masing kelompok saling menukar makanan dan berbagi cara membuatnya.

Saifuddin Hafiz, pelukis dari Solo datang menghibur anak-anak lewat puisi yang menceritakan alam dan kerakusan pengusaha. Dia mengatakan, kegiatan mengenalkan anak makanan lokal dan mainan tradisional penting. Mengajak anak berkunjung dari desa ke desa lain sambil mengenal alam dan belajar menjaga lingkungan.

Maria Sucianingsih dari Yayasan Satunama kepada Mongabay mengatakan, target kegiatan ini sebagai media pembelajaran kelompok anak antardesa. Ia pembelajaran mengenalkan hak-hak anak sambil bermain dan belajar.

“Anak-anak diajari, pangan lokal bisa menghidupi kebutuhan masyarakat dan lebih ramah lingkungan serta sehat,” katanya.

Mengenai produk daur ulang, katanya, anak-anak sekaligus diajarkan menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan. “Semua karya daur ulang ditukarkan bibit sayur dan buah. “Kegiatan ini juga mengimbau setiap kelompok anak tidak membawa makanan cepat saji. Tidak menggunakan kertas dan plastik, membawa wadah sendiri. Untuk meminimalisir sampah.”

Selain itu, setiap yang datang dilarang merokok di sekitar area agar anak-anak tak melihat dan mencontoh, sekaligus menghindari bahaya rokok.

 Anak-anak mempresentasikan cara membuat kerajinan daur ulang dan dibagikan kepada peserta lain. Foto: Tommy Apriando
Anak-anak mempresentasikan cara membuat kerajinan daur ulang dan dibagikan kepada peserta lain. Foto: Tommy Apriando
Berbagai karya daur ulang dari anak-anak dipamerkan dan ditukat dengan bibit tanaman. Foto: Tommy Apriando
Berbagai karya daur ulang dari anak-anak dipamerkan dan ditukat dengan bibit tanaman. Foto: Tommy Apriando
Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , , ,