Foto yang dirilis National Aeronautics and Space Administration (NASA) ini menunjukkan betapa menakjubkannya Bumi yang dilihat dari permukaan Bulan.
Gambar tersebut diambil melalui Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO), sebuah pesawat ruang angkasa yang mengorbit di Bulan sejak 2009. Tugas utama LRO ini adalah memotret keseluruhan permukaan Bulan. Namun, pesawat ini berhasil mengabadikan penampakan Bumi secara utuh saat mengitari Bulan.
Gambar luar biasa ini merupakan serangkaian foto yang diambil berseri sejak pertengahan Oktober 2015. LRO yang dilengkapi kamare narrow-angel mampu menghasilkan foto resolusi tinggi dalam waran hitam putih, serta kamera wide-angel yang bisa merekam gambar beresolusi rendah berwarna.


Foto yang dinamakan “Earthrise” ini menggambarkan seakan bumi terbit dari permukaan Bulan yang kemunculannya perlahan. Namun, jika kita benar-benar berada di Bulan, pemandangan Bumi terbit ini tidak akan bisa kita lihat, sebagaimana kita menyaksikan Matahari terbit dari timur Bumi saat pagi.
“Foto ini memang spektakuler,” ujar Nuh Petro, Deputy Project Scientist LRO di NASA Goddard Space Flight Center di Greenbelt, Maryland. Menurutnya, foto Citra Bumi tersebut membangkitkan kenangan akan “Blue Marble” gambar luar biasa yang diambil oleh Astronot Harrison Schmitt pada perjalanan ke Bulan melalui misi Apollo 17, pada 7 Desember 1971. “Saat astronot memotret es di Kutub Selatan dan hampir seluruh garis pantai Afrika terlihat jelas. Begitu juga dengan Semenanjung Arab,” ujarnya sebagaimana dilansir dari NASA.gov.

Dari komposisi foto tersebut terlihat Bumi muncul dari permukaan Bulan, dalam sudut pandang pesawat, dengan pusat di lepas pantai Liberia (4.04 derajat Utara, 12.44 derajat Barat). Daerah warna coklat yang berada di kanan atas adalah Gurun Sahara sedangkan Samudera Atlantik dan Pasifik yang berada di Amerika Selatan terlihat di sebelah kiri.

Mark Robinson, ilmuwan dari Arizona State University yang juga peneliti utama LROC (Lunar Reconnaissance Orbiter Camera) mengatakan, bila dilihat dari Bumi terbitnya Bulan setiap hari merupakan pemandangan mengagumkan. Namun, bila dilihat dari Bulan, astonot akan menyaksikan hal berbeda, Bumi tidak pernah terbit. Bumi selalu di tempat yang sama di atas cakrawala. “Bumi tidak bergerak melintasi “langit” dan untuk melihat kemunculan Bumi itu hanya bisa dilakukan melalui LRO,” ujarnya.
LRO diluncurkan pada 18 Juni 2009 dan mengorbit di Bulan pada ketinggian 50-200 kilometer. Tujuan utama LRO adalah mengumpulkan informasi ilmiah mendasar mengenai Bulan dan penampakan permukaannya.
