- Hutan pinus di sekitar Danau Lut Tawar, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh, terbakar pada Selasa [13/62023].
- Hutan pinus yang terbakar tersebut sebagian merupakan hutan lindung yang berada di Kecamatan Laut Tawar dan Kecamatan Kebayakan.
- Potensi kebakaran hutan dan lahan sangat rentan terjadi di daerah berbukit dan bergunung di Provinsi Aceh seperti di Aceh Tengah, Gayo Lues, Bener Meriah, dan Aceh Tenggara.
- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika [BMKG] mengingatkan potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan di sejumlah daerah di Provinsi Aceh, akibat badai El Nino Indian Ocean Dipole [IOD] yang berdampak kekeringan di sejumlah wilayah Indonesia.
Hutan pinus di sekitar Danau Lut Tawar, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh, terbakar sejak beberapa hari terakhir. Api dengan cepat menjalar karena kawasan tersebut dilanda kekeringan.
Hutan pinus yang terbakar tersebut sebagian merupakan hutan lindung yang berada di Kecamatan Laut Tawar dan Kecamatan Kebayakan.
“Api langsung membesar karena rerumputan kering, ditambah banyak buah pinus kering yang mudah terbakar,” ujar Aman Juli, warga Kenawat, Kecamatan Laut Tawar, Jumat [16/6/2023].
Aman Juli mengatakan, batang pinus yang terbakar sulit dipadamkan karena bergetah.
“Meski lokasi kebakaran dekat jalan lintas Danau Lut Tawar, namun untuk memadamkannya tidak mudah karena bukitnya terjal,” ungkapnya.
Baca: Memanen Air Hujan untuk Hadapi Kemarau, Mengapa Tidak?

Kapolres Aceh Tengah, AKBP Dody Indra Eka Putra mengatakan, personil kepolisian bersama tim dari instansi terkait berupaya memadamkan api.
“Kami juga menjaga sejumlah lokasi agar tidak terbakar, juga memberi pemahaman kepada masyarakat untuk hati-hati menggunakan api di sekitar kawasan hutan.”
Pj. Bupati Aceh Tengah, Mirzuan, pada hari yang sama mengatakan, dirinya telah meminta personil Badan Penanggulangan Bencana Daerah [BPBD] Aceh Tengah untuk memadamkan api yang meluas.
“Kebakaran itu sangat berbahaya karena dekat permukiman masyarakat dan juga objek wisata Danau Lut Tawar.”
Kepada media, Mirzuan mengatakan telah menerima laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika [BMKG] yang menjelaskan di Aceh Tengah ditemukan 39 titik panas.
“Petugas BPBD terus memantau sekaligus mencegah terjadinya kebakaran,” katanya.
Baca: Ikan Depik yang Tidak Lagi Bahagia di Danau Lut Tawar

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh, Ilyas, menyampaikan bahwa berdasarkan data Pusdatin BPBA selama tahun 2022 telah terjadi 79 kejadian karhutla dengan total hutan atau lahan terbakar sekitar 241 hektar.
“Sekitar 99 persen kebakaran hutan karena ulah manusia, baik yang disengaja maupun karena kelalaian,” jelasnya, Senin [19/6/2023].
Mengutip Antara, kebakaran hutan pinus tersebut terjadi sekitar pukul 17.00 WIB sejak Selasa [13/6/2023]. Lahan yang hangus terbakar awalnya seluas lima hektar.
Namun, dalam perkembangannya, berdasarkan keterangan Kesatuan Pengelolaan Hutan [KPH] Wilayah II Dinas LHK Aceh, kepada Mongabay Indonesia Selasa [20/6/2023], luas lahan yang terbakar sekitar 20 hektar. Kondisi sejauh ini, pemadaman telah dilakukan, hanya masih ada titik kecil api.
Foto: Danau Lut Tawar dan Masalah Besarnya

Potensi kebakaran
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika [BMKG] mengingatkan potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan di sejumlah daerah di Provinsi Aceh, akibat badai El Nino Indian Ocean Dipole [IOD] yang berdampak kekeringan di sejumlah wilayah Indonesia.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Iskandar Muda [SIM] Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, Nasrol Adil mengingatkan, potensi kebakaran hutan dan lahan saat ini cukup besar.
“Potensi kebakaran hutan dan lahan sangat rentan terjadi di daerah berbukit dan bergunung seperti di Aceh Tengah, Gayo Lues, Bener Meriah, dan Aceh Tenggara,” ungkapnya, Kamis [8/6/2023].
Baca: Kebakaran Hutan dan Lahan di Aceh Harus Diwaspadai

Nasrul mengatakan, secara berkala BMKG Blang Bintang mengirimkan laporan pemantauan, khususnya titik panas ke setiap kabupaten/kota di Provinsi Aceh.
“Kami mengimbau masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar karena api cukup mudah menjalar,” paparnya.
Baca juga: Aceh Kehilangan Tutupan Hutan, HAkA: Sehari 41 Hektar

Berdasarkan informasi Pusat Perubahan Iklim BMKG, perkembangan kemarau dasarian Juli 2023, sebanyak 51 persen wilayah Indonesia masuk musim kemarau.
Wilayah yang sedang mengalami musim kemarau meliputi Aceh bagian timur, Sumatera Utara bagian timur dan barat, Riau bagian timur, Bengkulu bagian selatan, Lampung bagian selatan, Banten, DKI Jakarta, sebagian besar Jawa Barat, sebagian besar Jawa Tengah, sebagian besar Jawa Timur, sebagian besar Bali, NTB, NTT, sebagian Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian Kepulauan Maluku, sebagian Maluku Utara, dan sebagian Papua bagian selatan.
