- Bulu babi atau sering juga disebut landak laut di beberapa tempat dianggap sebagai ancaman karena berduri dan beracun. Namun di tempat lainnya, banyak masyarakat banyak yang mengonsumsi bulu babi.
- Bulu babi merupakan hewan laut yang sensitif terhadap lingkungan sehingga bisa dijadikan sebagai indikator lingkungan perairan.
- Bulu babi jenis Diadema setosum adalah jenis yang banyak dikonsumsi masyarakat pesisir.
- Ternyata, bulu babi memiliki manfaat yang baik bagi kesehatan manusia yang mengonsumsinya, di antaranya terdapat kandungan vitamin A, protein, dan beta karoten yang efektif meningkatkan sistem imunitas tubuh.
Bulu babi atau sering juga disebut landak laut, merupakan hewan laut yang bisa hidup di daerah pasang surut hingga laut dalam. Sebaran bulu babi banyak ditemukan di pesisir Indonesia. Hewan yang termasuk kelompok dengan nama ilmiah Echinodermata ini memiliki banyak jenis. Secara umum, bentuknya hampir bulat dan memiliki cangkang berduri yang melindungi tubuhnya.
Di beberapa tempat, masyarakat menganggap bahwa bulu babi adalah hama dan juga ancaman karena durinya yang tajam dan beracun. Jika terinjak atau tubuh kita tersentuh durinya, akan terasa sakit dan membengkak. Penyembuhannya bisa berlangsung selama tiga hari.
Namun, banyak juga masyarakat pesisir yang mengonsumsi bulu babi, seperti yang dilakukan Suku Bajo di Desa Torosiaje, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo.
Baca: Banggai Cardinal Fish, Masa Depan Masyarakat Bone Baru
Bulu babi yang banyak terlihat di perkampungan terapung Suku Bajo Torosiaje ini menarik perhatian Putri Tarisha Nandita, mahasiswa jurusan biologi Universitas Negeri Gorontalo yang sedang melakukan magang MBKM [Merdeka Belajar Kampus Merdeka] di Japesda, organisasi non-pemerintah, yang berkegiatan di Desa Torosiaje.
Bulu babi yang menarik perhatiannya adalah jenis Diadema setosum, yang biasa dikonsumsi masyarakat pesisir di beberapa tempat di Indonesia.
“Dari hasil pengamatan saya, bulu babi jenis ini banyak terdapat di perkampungan warga, namun tidak dikonsumsi. Mereka biasa konsumsi bulu babi yang jauh dari perkampungan. Rencananya saya akan melakukan riset di beberapa stasiun yang terbagi dua, yakni di perkampungan dan non perkampungan,” ujar Putri, akhir Juli 2023.
Dari riset awal yang ia lakukan, terlihat bahwa bulu babi sensitif terhadap lingkungan sehingga bisa dijadikan sebagai bio indikator perairan tersebut kualitasnya baik atau buruk.
Menurutnya, bulu babi memiliki peran penting dalam menjaga ekosistem perairan karena merupakan konsumen utama alga dan dapat mengendalikan pertumbuhan alga yang berlebihan di terumbu karang, sehingga tetap bersih dan sehat.
“Saya berencana melakukan riset dengan menganalisis kepadatan bulu babi jenis Diadema setosum di Torosiaje, apakah bisa menentukan kualitas kesehatan lingkungan dan apakah relevan dalam upaya memahami status ekosistem perairan di perkampungan ini,” ujar Putri.
Baca: Populasi Bulu Babi Hilang dari Pesisir Buton Timur, Faktor Alam atau Dikonsumsi?
Manfaat kesehatan
Di wilayah timur Indonesia, bulu babi banyak dikonsumsi masyarakat pesisir.
Dilansir dari laman klikdokter, bulu babi disebut memiliki banyak manfaat kesehatan di antaranya adalah Vitamin A, protein, dan beta karoten yang efektif meningkatkan sistem imunitas tubuh.
“Manfaat yang dihasilkan dari bulu babi berupa sumber protein, memiliki serat yang baik, sebagai sumber vitamin A dan vitamin C, sumber kalori, dan juga dapat meningkatkan kesuburan dan kejantanan pria,” ungkap dr. Dyah Novita.
Bagi masyarakat pesisir yang tinggal di pulau-pulau di perairan Sulawesi, biasanya mereka mengonsumsi bulu babi dengan memakannya langsung dari alam atau mentah. Bagian dari bulu babi yang dimakan adalah gonad dan telurnya yang berada di cangkang.
Ada yang mencampurnya dengan jeruk dan ada juga yang langsung memakannya. Selain itu, ada juga yang biasa mengolah dengan cara memasak gonad menjadi olahan seperti perkedel.
Baca juga: Gelombang Panas Laut Mematikan Bulu Babi dan Moluska di Pantai Australia Barat
Manfaat bulu babi bagi kesehatan manusia ini juga telah banyak dilakukan penelitian.
Riset yang dipublikasikan oleh Litbang Kementerian Kelautan dan Perikanan [KKP] berjudul “Kandungan Gizi Gonad dan Aktivitas Anti Bakteri Ekstrak Cangkan Bulu Babi [Dieadema setosum]” menyebutkan bahwa organisme ini menjadi sumber pangan yang mengandung asam amino, Vitamin B kompleks, Vitamin A, mineral, asam lemak omega-3, serta omega-6, dan juga cangkangnya memiliki potensi sebagai antibakteri.
Di Indonesia sendiri, diperkirakan belum banyak yang memanfaatkan potensi perikanan dari bulu babi. Namun di saat bersamaan, muncul kekhawatiran mengenai turunnya populasi bulu babi di alam akibat penangkapan berlebihan untuk memenuhi konsumsi masyarakat.