- Bunga matahari selalu menghadap ke timur, bahkan saat malam hari mereka diam-diam kembali menghadap ke timur.
- Ilmuwan menemukan bahwa bunga matahari memiliki jam sirkadian yang mirip dengan jam biologis manusia.
- Bunga matahari dapat melacak matahari karena adanya ekspresi gen tertentu.
- Bunga matahari yang menghadap ke timur menghasilkan lebih banyak keturunan daripada yang menghadap ke barat.
Pada pagi hari, semua bunga matahari menghadap ke timur. Lalu perlahan mengikuti arah matahari yang terbenam di ufuk barat. Di malam hari, diam-diam bunga matahari kembali menghadap ke timur.
Hingga bunga matahari menua, dan tidak lagi mendongak untuk mengikuti arah matahari. Di saat akhirnya, dia akan selalu menghadap ke timur, seperti tidak ingin melewatkan sinar matahari pertama di pagi hari sampai seluruh biji bunganya kering.
Mengapa begitu?
Akhirnya ilmuwan memiliki jawabannya. Namun jawaban yang diberikan bukan jawaban tunggal.
Suhu yang lebih hangat pada bunga di pagi hari rupanya membuat lebih banyak lebah tertarik dan membantu tanaman berkembang biak lebih efisien.
“Lebih baik buat mereka menghadap ke timur, karena itu menghasilkan keturunan lebih banyak,” kata Stacey Harmer, salah satu peneliti. Dia adalah profesor biologi tanaman pada University of California, Amerika. Bersama dengan tim, mereka membuat serangkaian percobaan. Hasilnya lalu dilaporkan pada jurnal New Phytologist, 2021.
baca : Bunga Tengkorak, Meski ‘Mengerikan’ namun Kaya Manfaat
Dua tahun kemudian, dengan tim yang berbeda, Stacey Hamer kembali menulis laporan penelitian terkait bagaimana bunga matahari bisa “melihat” matahari. Kali ini di jurnal PLOS Biology, yang terbit pada Oktober 2023.
Mereka mengamati gen mana yang diaktifkan saat tanaman ini tumbuh di dalam laboratorium dan di luar ruang. Ada ekspresi gen tertentu yang membuat bunga matahari punya kemampuan melacak keberadaan matahari.
Penelitian sebelumnya telah mengungkap bahwa bunga matahari memiliki jam sirkadian. Ini mirip dengan jam biologis pada manusia yang mengatur kapan waktunya tidur dan bangun.
Saat seseorang melakukan perjalanan ke suatu tempat yang berbeda waktunya, maka jam biologisnya akan terganggu dan harus melakukan reorientasi. Begitu pula pada tanaman.
Dalam suatu percobaan, beberapa tanaman bunga matahari diletakkan di dalam pot. Secara sengaja, beberapa pot dihadapkan pada arah yang salah. Hasilnya tanaman mengalami gangguan ketika melacak matahari. Rupanya luas daun menurun dan lebih tipis yang menunjukkan perilaku stres tanaman.
Saat diberikan lampu statis di atas tanaman, bunga matahari berayun selama beberapa hari yang dimaknai ada upaya tanaman untuk melacak keberadaan matahari, namun belum bisa mengunci di arah yang tepat.
Ketika lampu bergerak, dinyalakan dan dimatikan meniru siang dan malam dalam siklus 24 jam, bunga matahari menujukkan tanda mengikuti sumber cahaya. Saat siklus itu ditambah menjadi 30 jam, bunga matahari kembali kesulitan melakukan orientasi.
Dalam situasi normal, bunga matahari tidak hanya mampu melacak matahari pada siang hari, tanaman ini juga bisa melakukan gerakan untuk mengantisipasi fajar.
baca juga : Saat Bunga Tak lagi Wangi karena Polusi
Bagaimana bunga matahari berayun mengikuti arah matahari?
Dengan bantuan kamera video dan menandai batang tanaman dengan titik-titik tinta, peneliti menemukan hal yang menarik.
Saat menghadap matahari di sisi timur, rupanya batang tanaman di sisi barat tumbuh lebih cepat. Begitupun sebaliknya, saat menghadap ke barat. Proses itu disebut heliotropisme, yaitu respon tanaman yang tumbuh ke arah datangnya sinar matahari.
Untuk menguji bahwa panas membuat serangga lebih senang hinggap, peneliti sengaja memberi tambahan suhu dengan alat pemanas pada bunga matahari yang menghadap ke barat. Hasilnya, lebih banyak lebah yang hinggap dibanding sebelum bunga itu diberi pemanas. Meski kali ini jumlahnya tidak sebanyak jika bunga menghadap ke timur, saat mendapatkan panas lebih cepat dari matahari di pagi hari.
Dalam hal itu, peneliti menduga karena tambahan faktor sinar ultraviolet (UV) yang dipantulkan bunga matahari pada pagi hari. Seperti diketahui, sejumlah tanaman menggunakan pantulan sinar UV untuk menarik polinator. Manusia tidak mampu melihat sinar UV tanpa bantuan alat, namun lebah dan serangga lainnya bisa.
baca juga : Henon, Bambu yang Berbunga 120 Tahun Sekali kemudian Mati
Bunga matahari yang kita lihat sebenarnya merupakan kumpulan ratusan atau bahkan ribuan bunga kecil, menurut Royal Botanic Gardens. Kelopak kuning ada juga yang berwarna merah di bagian luar sebenarnya terdiri dari beberapa kelopak yang menyatu yang disebut kepala bunga. Bunga yang di dalam membentuk formasi spiral, dan pada akhirnya akan menjadi biji bunga matahari.
Biji bunga matahari bisa dimakan dan kerap dijadikan cemilan. Namun pemanfaatannya sebenarnya lebih banyak lagi. Biji bunga matahari bisa diproses untuk diambil minyaknya, dan diolah menjadi margarin. Minyak bunga matahari digunakan untuk campuran solar yang dikenal sebagai biodiesel.
Di Fukushima dan Chernobyl, tanaman bunga matahari dimanfaatkan untuk menghilangkan unsur berbahaya. Bunga matahari terbukti bisa menyerap isotop radioaktif tertentu dari tanah yaitu cesium dan strontium.
Baru-baru ini ilmuwan merekomendasikan bunga matahari sebagai salah satu makanan bergizi bagi astronaut. Mereka butuh asupan kaya nutrisi dan enak, dari tanaman yang memungkinkan dibudidayakan dalam pesawat luar angkasa tanpa perlu banyak air. (***)