- Warga Kampung Pilah Sampah Organik [Siba Klasik], Gresik, Jawa Timur, membagikan makanan berbuka puasa/takjil dengan konsep zero waste atau bebas plastik sekali pakai, Minggu [31/3/2024].
- Sebanyak 300 porsi makanan tradisional berupa ubi rebus, kue lapis, dan kurma dikemas dengan daun pisang.
- Kabupaten Gresik memiliki Perda No.3 Tahun 2021 tentang pembatasan penggunaan plastik sekali pakai dalam seluruh kegiatan.
- Indonesia memiliki banyak sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan sebagai pembungkus makanan, tanpa harus menggunakan plastik. Ada daun pisang, daun jati, dan daun kelapa.
Ada yang menarik dengan masyarakat Kampung Sidokumpul Barat, Gresik, Jawa Timur. Wilayah yang disebut Kampung Pilah Sampah Organik [Siba Klasik] ini membagikan makanan berbuka puasa/takjil dengan konsep zero waste atau bebas plastik sekali pakai, Minggu [31/3/2024].
Saifudin Efendi, Ketua RT Kampung Siba Klasik, mengatakan kegiatan tersebut berkolaborasi dengan karang taruna setempat.
“Sejak awal Ramadhan sudah ada keinginan melakukannya, sekaligus promosi gerakan bebas sampah plastik saat menjalankan ibadah puasa,” katanya, dalam keterangan tertulis, Senin [1/4/2024].
Ketua Karangtaruna Siba Klasik, Dimas Fijar Vauzi Pratama mengatakan, kegiatan tersebut semakin menarik karena diikuti generasi Z. Sebanyak 300 porsi makanan tradisional berupa ubi rebus, kue lapis, dan kurma dikemas dengan daun pisang.
“Ramadan ini terasa berbeda karena tidak ada lagi konsep plastik sekali pakai,” ujarnya.
Delima [39], warga penerima takjil, mengatakan senang dengan konsep bebas plastik dan tempat minum isi ulang tersebut.
“Daun pisang sebagai pembungkus sangat bersahabat dengan lingkungan,” terangnya.

Pengamat kebijakan dari organisasi Pusat Telaah dan Informasi Regional [PATTIRO] Gresik, Nur Khosiah menilai, kegiatan itu sangat baik dijadikan inspirasi bagi lembaga dan pihak manapun. Khususnya di Kabupaten Gresik.
“Kita memiliki Perda Gresik No.3 Tahun 2021 tentang pembatasan penggunaan plastik sekali pakai dalam seluruh kegiatan. Ini sangat bermanfaat untuk mengurangi timbulan sampah plastik,” katanya.

Manfaatkan daun pembungkus
Tonis Afrianto, Sosial Media Relation dan Media Campaigner di Ecological Observation and Wetlands Conservation [ECOTON] menjelaskan, Indonesia memiliki banyak sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan sebagai pembungkus makanan, tanpa harus menggunakan plastik.
“Ada daun pisang, daun jati, daun anggur, dan lainnya,” terangnya, Senin [1/4/2024].
Kegiatan bagi takjil tanpa plastik sekali pakai merupakan langkah maju. Pada perayaan Idul Adha juga, nanti bisa memakai bungkus daun jati atau besek bambu sebagai pembungkus daging kurban.
“Ramadhan merupakan bulan suci. Jika lingkungan bersih, hidup kita akan nyaman,” tuturnya.

Penelitian yang dilakukan Rini dan kolega [2018] dari Jurusan Biologi Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi, Universitas Bangka Belitung, yang dipublikasikan di Jurnal Ekotonia, menunjukkan pentingnya daun tanaman sebagai pembungkus makanan.
Riset berjudul “Pemanfaatan Daun Sebagai Pembungkus Makanan Tradisional oleh Masyarakat Bangka” dengan studi kasus di Kecamatan Merawang, menunjukkan terdapat 12 jenis dan 7 famili tumbuhan yang daunnya digunakan sebagai pembungkus makanan.
Jenis tumbuhan itu adalah kabung [Arenga pinnata], kelapa [Cocos nucifera], nipah [Nypa fruticans], pinang [Areca cathecu], simpur [Dillenia suffruticosa], celambek [Curculigo capitulate], pisang [Musa paradisiaca], jelutuk [Pandanus furcatus], mengkuang [Pandanus tectorius], pandan wangi [Pandanus amaryllifolius], bambu [Bambusa sp], dan mengkaneng [Etlingera sp].
“Jenis tumbuhan yang paling sering digunakan adalah daun pisang, pada 16 jenis makanan,” jelas laporan tersebut.
Banyak Manfaat, Saatnya Gunakan Kembali Daun Sebagai Pembungkus Daging Kurban