- Kita tidak pernah tahu kekayaan flora dan fauna di Indonesia jika tidak pernah menjelajahinya. Komunitas K-POPers mendapatkan kesempatan untuk menyusuri hutan sekunder di Hutan Harapan, Jambi.
- Hutan Harapan menjadi rumah bagi 20% spesies endemik di Pulau Sumatera. Bahkan, hutan tropis dataran rendah ini merepresentasikan 90% keanekaragaman hayati yang ada di pulau tersebut.
- Tak hanya itu, ada sekitar 307 spesies burung, 64 spesies mamalia, 123 spesies ikan, 55 spesies amfibi, 71 spesies reptil dan 728 spesies pohon yang tinggal di hutan tropis dataran rendah ini. Jika beruntung, saat menjelajah kita akan bertemu dengan jejak beruang madu, burung rangkong, kantong semar, anggrek macan dan masih banyak lagi.
- Meski sangat kaya, wilayah ini masih terancam dari perburuan, perambahan hutan, kebakaran hutan dan pembukaan jalan untuk tambang batu bara.
Sebagai hutan alam tropis dataran rendah di Sumatera yang tersisa, Hutan Harapan menyimpan keanekaragaman hayati yang sangat kaya. Lokasinya berada di dua provinsi, yakni Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten Batanghari dan Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Hutan Harapan menjadi rumah bagi 20% spesies endemik dan merepresentasikan 90% keanekaragaman hayati yang ada di Pulau Sumatera.
Hutan Harapan merupakan rumah bagi sekitar 1.350 spesies satwa liar, termasuk harimau sumatera (Panthera tigris sondaica) dan gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) yang terancam punah. Tak hanya itu, spesies endemik dan berstatus keterancaman tinggi berdasarkan data IUCN pun berada di wilayah ini. Seperti, rangkong gading, julang emas, kobra raja, beruang madu, bangau storm, bulus, jelutung, ulin, merawan, dan meranti sapat.
Hutan dengan luas mencapai 98.555 hektar ini juga memiliki kekayaan dengan 307 spesies burung, 64 spesies mamalia, 123 spesies ikan, 55 spesies amfibi, 71 spesies reptil dan 728 spesies pohon. Masyarakat tentu bisa menikmati kekayaan di Hutan Harapan dengan melakukan jelajah hutan.
Pada Februari lalu, 25 komunitas K-POPers atau penggemar musik pop Korea Selatan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti Visit Harapan di Jambi. Salah satunya menjelajah hutan sekunder di Hutan Harapan yang berada di sekitar Sungai Lalan.
Mau menelisik lebih dalam apa saja yang mereka temui di Hutan Harapan? Yuk, baca selengkapnya di artikel berikut.
1. Beruang madu
Saat menyusuri Hutan Harapan, ada beberapa jejak cakar beruang madu (Helarctos malayanus) yang tertinggal di pohon. Salah satunya, di pohon petaling yang menjadi pohon favorit beruang. “Hewan ini sering memanjat pohon petaling untuk memburu madu dengan membongkar sarang lebah kelulut,” ujar Musadat, tim susur sungai Lalan dari Hutan Harapan.
Uniknya, beruang madu biasanya memanjat naik dan setelah puas dia menggelongsor untuk turun. Beruang madu berperan aktif dalam penyebaran sumber benih dalam hutan. Biasanya dia hidup di malam hari. Tak hanya madu kelulut, dia juga senang memakan buah-buahan seperti durian, cempedak dan berbagai jenis buah lainnya.
Kantong semar (Nephenthes) merupakan salah satu tumbuhan karnivora unik yang tumbuh di hutan tropis, seperti di Kalimantan dan Sumatera. Ciri khasnya menonjol pada bagian ujung daunnya yang membentuk silinder seperti kantong sebagai perangkap serangga. Warnanya hijau atau hijau kuning kemerahan dan memiliki sulur-sulur.
Kantong semar tumbuh di tempat terbuka yang miskin unsur hara hingga punya kelembapan yang tinggi. Biasanya, biasa ditemui di hutan hujan tropis dataran rendah, hutan pegunungan, hutan gambut, padang savana, rawa dataran rendah dan tinggi. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, ada 85 jenis kantong semar yang tersebar di Kalimantan dan Sumatera.
Baca juga: Katak Terkecil Asia Hidup di Kantong Semar
3. Amfibi
Ada 55 jenis amfibi yang ada di hutan harapan, empat diantaranya terancam punah. Yakni, bangkong batu (Limnonectes blythii), peat swamp frog (Limnonectes malesianus), bangkong Sumatera (Occidozyga baluensis) dan lowland dwarf toad (Pelophryne signata). Pada tahun 2020, ada jenis katak baru di hutan harapan yakni Mycryletta sumatrana. Ukuran katak ini kecil, jantan berukuran 17,4 mm dan betina 22,8.
Saat menyusuri hutan sekunder di Hutan Harapan juga ditemukan telur katak pohon jam pasir yang mengapung di banjir akibat luapan sungai Lalan. “Biasanya telur ini ada di daun serasah atau tanah. Karena banjir, dia mengapung tapi telurnya belum menetas,” ujar Musadat, tim susur sungai Lalan dari Hutan Harapan.
4. Mersawa
Mersawa (Anisoptera marginata) merupakan tumbuhan yang masuk dalam jenis meranti (Dipterocarpaceae). Dalam perjalanan susur sungai Lalan, ada satu pohon Mersawa yang cukup besar. Pohon ini berdiameter sekitar 200 cm dan tinggi mencapai lebih dari 45 meter. “Ini pohon tumbuhnya 1 cm per tahun dan perlu lebih dari 5 orang yang memeluk,” ujar Musadat.
Laporan dari Botanic Gardens Conservation International (2021) menyebutkan jenis tumbuhan meranti merupakan kelompok pohon paling terancam karena perluasan perkebunan sawit. Seperti keruing, mersawa, kapur, bangkirai, meranti putih, kuning, merah, meranti batu dan tengkawang.
Baca juga: 30% Spesies Pohon Terancam Punah
5. Rangkong
Selain tumbuhan dan jejak satwa, di Hutan Harapan juga memiliki jenis burung yang beragam. Bahkan, saat jelajah hutan tiba-tiba ada burung rangkong terbang melintas dengan suaranya yang khas. Paruhnya yang besar dan kuat menjadi ciri yang paling menonjol.
Rangkong adalah satu dari ratusan burung yang ada di Hutan Harapan yang kian terancam punah. Hutan Harapan menjadi rumah dari 305 spesies burung, 8 jenis diantaranya berstatus rentan dan 66 spesies mendekati terancam punah.
Sebuah studi baru menyebutkan setelah satu dekade perlindungan dan regenerasi hutan di Hutan Harapan menunjukkan peningkatan populasi burung khas dataran rendah pulau Sumatera hingga 45,1% mulai dari tahun 2009-2011 dan 2018. Sayangnya, penelitian ini menyebutkan setidaknya 16,2% dari 122 spesies burung menghadapi tekanan dari ancaman perburuan.
6. Ulin
Ulin (Eusideroxylon zwageri) atau bulian dan dikenal dengan julukan kayu besi karena kayunya yang keras. Pohon ini tersebar di Sumatera, Kalimantan, Brunei Darussalam, Malaysia dan Filipina. Biasanya pohon ini digunakan sebagai bahan konstruksi rumah, seperti pondasi, rangka atap dan dinding.
Saat ini, keberadaan pohon Ulin sudah sangat sulit ditemukan karena terjadinya illegal logging. Tumbuhan ini masuk dalam daftar merah IUCN dan masuk dalam kategori rentan punah. Sayangnya pada 2018, KLHK mengeluarkan jenis pohon Ulin menjadi tumbuhan dari daftar yang dilindungi.
Masih ada banyak lagi flora dan fauna yang bisa kita temui dan telisik lebih dalam lagi. Enam spesies ini adalah bagian kecil dari keanekaragaman hayati yang ada di Hutan Harapan. ***
*Ramadila Winokta, mahasiswa magang dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang fokus pada komunikasi digital media. Lala–nama panggilannya senang belajar hal baru, membaca buku dan mendengarkan podcast. Dia memiliki pengalaman dalam ilmu hubungan masyarakat, bisnis dan jurnalisme.