,

Diduga Bunuh Dua Warga, BKSDA Buru Harimau di Mandailing Natal

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara tengah berupaya menangkap seekor harimau Sumatera (Pantera tigris sumatrae) yang diduga membunuh dua warga Desa Rantau Panjang Kecamatan Muara Batang Gadis  Kabupaten Mandailing Natal. Hingga kini harimau itu belum berhasil masuk kandang perangkap yang dipasang di pinggir hutan.

Upaya penangkapan harimau ini melibatkan pawang harimau, dokter hewan, staf Taman Safari Indonesia, LSM, polisi hutan reaksi cepat dan warga setempat. Sebelum penangkapan, tim sudah memasang kamera trap untuk mengindentifikasi harimau yang kemungkinan berjenis kelamin jantan ini.

Istanto, Kepala BBKSDA Sumatera Utara Istanto, pekan lalu mengatakan, sejak 2004 tercatat delapan warga tewas diserang harimau di desa itu. Tahun 2013, dua orang petani karet tewas diterkam di kebun mereka yang berlokasi dekat pinggiran hutan. Seorang warga lain mengalami luka. masyarakat resah dan tidak berani beraktivitas di kebun.

Petani karet yang tewas 22 Juni 2013 diserang harimau bernama Torkis Lubis (21), dan Karman Lubis (31)  pada 11 Maret. Dayah (38), berhasil menyelamatkan diri setelah sempat diterkam saat di pinggir sungai.“Kami akan menangkap harimau itu hidup-hidup, karena telah memangsa manusia. Kami memasang kandang perangkap. Kabarnya harimau mulai mendekat tapi belum masuk ke perangkap,” ucap Istanto.

Kawasan hutan di dekat Desa Rantau Panjang merupakan kawasan hutan produksi terbatas. Hutan masih lebat dan banyak harimau. Hutan ini berbatasan dengan Taman Nasional Batang Gadis. Namun perambahan hutan untuk kebun sawit dan karet cukup tinggi hingga kehidupan harimau mulai terusik.

Desa  itu bisa dicapai dengan perjalanan naik boat menyusuri sungai selama enam jam. Awalnya masyarakat berusaha membunuh harimau dan meminta bantuan polisi untuk menembak mati. Namun ditolak, lalu disepakati berkoordinasi BBKSDA untuk menangkap  harimau hidup-hidup.

Harimau terusik dan masuk ke kebun serta pemukiman warga pernah terjadi di Sumatera pada 20 November 2012, di Desa Rombisan, Kecamatan Aek Natas, Kabupaten Labuhan Batu. Harimau terjerat di kebun lalu dibunuh dan kulit diambil oknum polisi dan masyarakat. Hingga saat ini kasus belum selesai diselidiki BBKSDA Sumatera Utara. “Kami kesulitan mencari pelaku di lapangan tetapi kasus ini terus diselidiki.”

Harimau Sumatera semakin terancam punah karena populasi terus menurun akibat kerusakan habitat dan perburuan. Saat ini, di alam liar diperkirakan tinggal 400 ekor tersebar di hutan-hutan yang telah terfragmentasi.

Grafis: Penurunan populasi harimau Sumatera
Artikel yang diterbitkan oleh
, , ,