, ,

Beginilah Calon Mempelai dan Peserta Didik Andil Atasi Lahan Kritis

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU)  dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan; Menteri Ristek dan Pendidikan Tinggi,  M Nasir;  serta Menteri Agama, Lukman Hakim, guna meningkatkan gerakan tanam pohon. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga bekerja sama dengan LAPAN dan Badan Informasi Geospasial (BIG)  guna memonitoring pohon-pohon yang ditanam ini.

Dalam MoU itu, antara lain, dari SD sampai perguruan tinggi, setidaknya setiap siswa dan mahasiswa baru serta yang mau selesai menanam minimal lima pohon. Di Kementerian Agama, bagi tiap calon pengantin akan ada kewajiban menanam pohon.

Mou menteri ini tindaklanjut oleh Hilman Nugroho, Dirjen Pengendalian DAS dan Hutan Lindung, dengan menandatangani surat perjanjian kerja sama (SPKS) dengan para rektor dari beberapa perguruan tinggi negeri di Indonesia.

“MoU ini komitmen yang langsung dibarengi action. Komitmen ini menjadi gerakan bersama,” kata Menteri LHK, Siti Nurbaya di Jakarta, Selasa (16/6/15).

Dia mengatakan, Indonesia mendapat sorotan tajam karena lahan kritis begitu tinggi, mencapai 24,3 juta hektar dari 120 an juta hektar kawasan hutan. Kondisi ini, katanya, tantangan, bagaimana mengatasi masalah bersama-sama.

MoU, katanya, rencana mulai jalan dalam tahun ini. Siti mencontohkan, kala tiap peserta didik menanam lima batang pohon maka tak kurang 40 juta pohon atau sekitar 40.000 hektar lahan tertanami. Belum lagi di perguruan-perguruan tinggi negeri di Indonesia, sekitar 170-an.

Di Kementerian Agama, lewat aturan nanti, tiap pasangan mempelai baru, mesti menanam lima batang pohon. Tiap tahun, data Kemenag ada sekitar empat juta pasang calon mempelai. “Sudah sekitar 20 jutaan pohon atau sekitar 20.000-40.000 hektar.”

Belum lagi, kata Siti,  kontribusi sektor swasta maupun perusahaan negara seperti PT Antam, berkomitmen menanam di DAS Kapuas, seluas 5.000 hektar. PT Astra sekitar 10.000 hektar.

Menteri Dikbud, Anies Baswedan (paling kiri), Menteri LHK, Siti Nurbaya, Menristek dan Pendidikan Tinggi M Nasir, dan Hilman Nugroho, Dirjen Pengendalian DAS dan Hutan Lindung di Jakarta, Selasa (16/6/15), usai MoU gerakan tanam pohon. Foto: Sapariah Saturi
Menteri Dikbud, Anies Baswedan (paling kiri), Menteri LHK, Siti Nurbaya, Menristek dan Pendidikan Tinggi M Nasir, dan Hilman Nugroho, Dirjen Pengendalian DAS dan Hutan Lindung di Jakarta, Selasa (16/6/15), usai MoU gerakan tanam pohon. Foto: Sapariah Saturi

Hilman memperkuat ungkapan Siti. Menurut dia, setiap tahun di Indonesia, ada konversi hutan primer menjadi kritis lahan kritis sekitar 100.000-an hektar. Ia terjadi hampir merata di berbagai daerah, kecuali Papua, masih terbilang kecil. “Kalau tetap dibiarkan tanpa upaya perbaikan akan menjadi tambah kritis.”

Untuk itu, katanya, dalam MoU ini, KLHK meminta tiga kementerian bekerja sama menanam pohon ke depan. “Gimana selesaikan 23 juta hektar ini? Kalau APBN hanya 500.000 hektar per tahun. Itu memerlukan 48 tahun. Kita harus punya usaha setidaknya selesai lebih cepat.”

Dengan kerja sama ini, katanya, melibatkan berbagai pihak dalam memerangi lahan kritis. Dengan SPKS yang sudah ditandatangani bersama rektor, dia berharap bisa langsung operasional.

Soal kritisi terhadap program tanam pohon yang dianggap, hanya menanam tanpa memikirkan tanaman yang tumbuh, dibantah Hilman. Menurut dia, tanam pohon harus dirawat.  “Dengan cara, tanam tahun pertama, tahun kedua dan ketiga dirawat, setelah itu biarkan, pohon akan hidup, bisa makan sendiri.”

Bagaimana memonitoring tanaman? Kata Hilman, bersamaan dengan ini, KLHK juga bekerja sama dengan Kepala Badan Informasi Geospasial dan LAPAN. “Ada BIG dan LAPAN. Ditanem, bener gak? Dengan sistem ini,  nanti keliatan.”

Anies Baswedan mengatakan, di Indonesia, ada sekitar 52 juta siswa. “Bicara masa depan, inilah sasaran yang harus kita jangkau. Lingkungan hidup itu tanggung jawab kita semua, bukan sekelompok orang,” katanya.

Masalah lingkungan hidup, kata Anies, tak bisa diselesaikan dengan program tetapi lewat gerakan. “Dengan gerakan, mengajak semua hadir selesaikan masalah.”

Untuk itu, kepada generasi muda ini, gerakan kesadaran lingkungan mesti ditumbuhkan, salah satu lewat menanam pohon.

Dalam MoU ini hadir juga penyanyi legendaris, Sam Bimbo menyanyi lagu mars Tanam Satu Miliar Pohon dan Sajadah Panjang. Ada juga budayawan, Taufik Ismail membawakan puisi soal pohon. Hadir juga Puteri Indonesia 2015, sebagai duta lingkungan.

Artikel yang diterbitkan oleh
, , , , , , , , , , , , , , , , , , ,